Selasa, 25 Oktober 2016


Perempuan kelahiran Palembang, 3 Mei 1989 ini memiliki banyak prestasi bergengsi di kancah internasional, melalui beberapa kejuaraan bulu tangkis. Selain mengharumkan nama bangsa dengan sederet prestasinya, Debby juga mampu menginspirasi kaum muda Indonesia berkontribusi lewat olahraga.

Menghabiskan masa kecil di Palembang punya kenangan dan cerita tersendiri bagi Debby. Ia tinggal di kota pempek itu hingga lulus bangku SMP. Dan seperti anak-anak lainnya, Debby kecil juga sibuk dengan aktivitas belajar dan bermain. Ayah Debby berprofesi sebagai dokter, sementara sang ibu bekerja sebagai karyawati salah satu bank. Debby mengaku bersyukur dibesarkan oleh kedua orangtua yang pekerja keras, disiplin, dan penuh kasih sayang. Sejak kelas 5 SD, Debby mulai mengenal dunia olahraga, khususnya bulu tangkis. Ia jatuh cinta pada bulu tangkis karena dikenalkan ayahnya. Saat melihat sang ayah bermain bulu tangkis, Debby merasa betapa olahraga ini begitu seru, sehingga ia pun terus bermain.


Debby bercerita, Ayahnya dulu pernah aktif bermain bulu tangkis, bahkan hingga tingkat daerah. Sayangnya, beliau tidak melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi karena keterbatasan biaya. Bermain bulu tangkis bagi Debby bukan sekedar hobi, tapi ia sudah bertekad memilihnya menjadi profesi. Ia berlatih keras setiap hari dengan disiplin tinggi. Tak jarang waktu masih kecil Debby lebih suka menghabiskan waktu untuk berlatih bulu tangkis. Penyuka novel fiksi ini mendapat dukungan penuh dari keluarga, apalagi setelah melihat tekad dan bakat Debby. Saat masih membawa nama kota kelahirannya, Debby pernah menembus babak final Milo Junior. Tak heran, orangtuanya mengizinkn dan mendukung penuh keputusan Debby untuk hijrah ke Jakarta dan masuk ke salah satu klub bulu tangkis besar untuk semakin mengasah kemampuannya.

Perempuan penyuka makanan pempek dan bakso ini bertekad bahwa dirinya memang bisa berprestasi. Debby pun membuktikan keseriusannya saat mendapat kesempatan mewakili Indonesia di ajang World Junior Championship di Korea tahun 2006. Ia juga membawa kemenangan dan mengharumkan nama Indonesia setelah berhasil menjadi juara di nomor ganda putri dalam ajang German Junior 2007, sebuah prestasi yang sangat berkesan baginya. Lewat olahraga bulu tangkis pula, Debby ingin mengangkat nama keluarganya, Ia juga ingin menunjukkan bahwa berprestasi itu tidak hanya bisa diperoleh melalui jalur pendidikan, tetapi bisa dengan berbagai cara, salah satunya olahraga. Maka Debby pun ingin mengajak teman-temannya untuk berprestasi di bidang olahraga.


Bukan soal menang atau kalah yang menjadi perhatian utama Debby saat bermain bulu tangkis. Menurutnya, filosofi bermain bulu tangkislah yang jauh lebih penting. Bermain sportif, kalah atau menang dianggap Debby merupakan hasil dari usaha yang telah dilakukan secara maksimal. Kekalahan baginya bermakna sebagai sesuatu yang tertunda. Dan menjadi tugasnya untuk bisa bangkit dan mencoba lebih baik lagi. Bagi Debby, menyikapi kekalahan dengan fair justru bisa menunjukkan seberapa kuat diri kita untuk bangkit dan berusaha. Sedangkan arti kemenangan baginya juga bukan lantas membuatnya puas dan berhenti. Kemenangan juga memberi makna, usaha dan kerja keras untuk lebih baik dari sebelumnya.  Menurutnya, tidak ada yang namanya usaha yang sia-sia. Jadi, nikmati saja semua proses panjang yang harus dilewati. Semua akan terbayarkan asal tetap belajar dan memiliki keyakinan.

Beberapa prestasi dari pertandingan bergengsi yang pernah Debby torehkan, mulai dari Juara Ganda Campuran India Grand Prix Gold 2016, Semifinalis Ganda Campuran BWF Super Series Final 2015, dan Runner Up Ganda Campuran Indonesia Masters Grand Prix Gold 2015, Medali Emas nomor Ganda Putri ASIAN Games 2007 di Kuala Lumpur, Medali Perunggu nomor Ganda Campuran di ajang ASEAN GAMES 2014 di Incheon, Korea Selatan, dan juara nomor Ganda Campuran All England Super Series Premier 2016. Debby mengaku, biasanya memang tidak terlalu mendengarkan pendapat negatif orang lain, sehingga bisa lebih fokus pada diri sendiri. Kuncinya adalah, yakin akan kemampuan diri dan mampu menghadapi keadaan apa pun.


Meraih cita-cita menjadi pemain bulu tangkis kaliber Internasional peringkat satu dunia kini menjadi target yang ingin dicapai. Dengan kerja keras, komitmen, dan latihan, Debby percaya bahwa peluang itu akan ada. Debby juga percaya bila kita memiliki mimpi besar dan keinginan yang sama besarnya untuk mewujudkan mimpi tersebut, maka segala usaha pasti tidak akan sia-sia. Cukup bersabar, berserah diri, dan berusaha saja sekuat tenaga. Semua hasil maksimal yang Debby peroleh, juga tak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk keluarga. Keluarga mempunyai peran yang sangat penting dalam hidup Debby. Ia sungguh bersyukur mendapatkan orangtua yang selalu mendukung keputusan dan pilihannya, begitu juga dengan saudaranya. Selama yang Debby lakukan adalah hal-hal yang positif.

Ke depan, Debby mengaku akan konsisten mengejar cita-citanya di dalam olahraga ketangkasan ini. Sebagai atlet, ia ingin mencapai prestasi tertinggi sebelum pensiun. Dalam kehidupan personal, Debby juga ingin bisa memiliki keluarga yang bahagia dan penuh cinta kasih. Keduanya menurut Debby sangat penting, karena keberhasilan karier dan prestasi yang diimbangi dengan kehidupan pribadi yang bahagia merupakan tanda kesuksesan. Debby yang bisa dibilang merupakan salah satu Kartini Indonesia masa kini juga mengutarakan keinginannya untuk berbagi inspirasi kepada perempuan di seluruh pelosok Tanah Air. Baginya, perempuan yang hebat itu adalah perempuan yang mampu membuktikan bahwa ia kuat, berprestasi, serta mandiri dalam kehidupannya. Perempuan hebat juga berusaha untuk terus mewujudkan mimpi-mimpinya dan pantang menyerah.


Debby mengaku, megagumi sosok sang ibu sebagai panutan dan teladan hidupnya. Semangat ibunya yang tak pernah padam dan tak bosan memberikan dukungan positif serta doa-doa tulus yan tak pernah putus, mampu menjadikan Debby seperti sekarang ini. Debby menggambarkan ibunya seperti pahlawan dan wanita super dalam segala hal. Di luar itu, Debby juga bercita-cita untuk membangun bisnis saat tiba waktunya menggantung raket kelak.









0 komentar:

Posting Komentar