Minggu, 18 Maret 2018


Perempuan kelahiran Manado ini menumpahkan passion-nya terhadap seni melalui batik. Tak seperti batik lain, Sizzy Natalie Matindas membuat Batik Bercerita. Di atas kain batik itulah, ia berkisah tentang keindahan alam dan budaya Indonesia, khususnya tanah Sulawesi Utara. Awal perkenalannya dengan batik dimulai di tahun 2013, ketika ia bergabung dengan sebuah yayasan sosial dan budaya. Di situ, Sizzy kemudian banyak menghadiri kegiatan yang bersinggungan dengan batik dan beragam industri kreatif di Indonesia, selain tentunya kegiatan sosial. Dari situlah, ia kemudian tertarik mencari tahu lebih banyak tentang batik dan kemudian malah ingin membuat batik sendiri.

Sizzy ingin menjadi desainer batik yang inspirasinya datang dari mana saja. Kebetulan latar belakangnya adalah desain interior. Ia memang sudah senang mendesain dan menggambar sejak dulu. Ketika ia mulai tertarik dan ingin menekuni batik, ia sempat berdiskusi dengan suami dan anaknya. Dan ternyata mereka mendukung 100% keinginan Sizzy, bahkan menawarkan untuk survei bersama. Jadilah, mereka pergi ke Jogya, Solo, Pekalongan, dan Cirebon, untuk belajar tentang batik. Sejak awal Sizzy sudah memutuskan untuk membuat Batik Bercerita sebagai dasar desain batiknya. Atau ia menyebutnya Batik Bercerita Sizzy Matindas. Batik Bercerita adalah batik dengan pendekatan nostalgia. Hingga banyak orang yang bilang, bila melihat Batik Sizzy Matindas jadi ingat kampung halaman.


Karena kebetulan Sizzy lahir dan besar di Sulawesi Utara, maka ide awal yang muncul di kepalanya adalah batik yang menceritakan tentang budaya dari kampung halamannya tersebut. Lagu Miara Si Luri adalah desain pertama dari Sizzy Matindas Batik. Miara Si Luri bercerita tentang filosofi orang Minahasa bahwa laki-laki harus memperlakukan wanita dengan baik. Mapiara berarti Tuhan sang pemelihara. Untuk mendapatkan ide desain itu, ia dan keluarga kembali ke Manado. Mereka lalu berkeliling ke museum, Badan Arkeologi, mengobrol dengan budayawan setempat, jalan-jalan di kampung sambil mendengarkan lagu-lagu Manado, baik yang modern maupun tradisional. Pesan yang datang dari budayawan adalah, buatlah batik yang kelihatan "Manado sekali". Setelah mendengarkan lagu, membaca cerita, dan mengunjungi langsung tempat-tempat tersebut, membuat ide terus mengalir. Yang sangat menyenangkan Sizzy adalah, anaknya yang besar di Jakarta pun, kemudian menjadi sangat mengerti dan makin mencintai kampung halamannya.

Menurut Sizzy, Manado sebetulnya tidak punya budaya membatik, tetapi menenun. Untuk bercerita tentang budaya Sulawesi Utara, memvisualisasikan keindahan cerita, tarian, maupun keindahan budaya dan alamnya, Sizzy memilih menyampaikannya melalui Batik Bercerita. Misalnya, batik tentang Wakatobi. Desainnya merupakan hasil kolaborasi Sizzy dengan ibu Ilmiati Daud, Wakil Bupati Wakatobi. Melalui batik Wakatobi, mereka ingin menceritakan keindahan budaya dan keindahan alam bawah laut kepualuan Wakatobi. Semua proses dalam menciptakan desain batik itu menurut Sizzy juga sangat menyenangkan. Sebab, Sizzy sering mendengar, ketika ada orang yang memakai Sizzy Matindas Batik, banyak yang bertanya tentang motif batik yang sedang dipakai. Dan mereka pun akan dengan senang hati bercerita tentang kampung halaman mereka melalui batik bercerita tersebut. Dan di antara banyak motif yang sudah Sizzy hasilkan, motif Kabasaran adalah motif yang pertama kali membuat orang merasa takjub. Tidak hanya disukai di dalam negeri, motif tersebut juga disukai di luar negeri, bahkan sempat menjadi favorit waktu diikutkan dalam sebuah fashion show di Los Angeles, Amerika Serikat.


Sizzy mulai memasarkan kain-kain batiknya sejak tahun 2005. Sebelumnya, ia sudah punya usaha interior yang terpaksa harus berakhir saat dirinya mulai terjun ke batik. Jadi seperti alih usaha. Awalnya, batik-batik tersebut ia pasarkan lewat Facebook pribadinya. Yang membeli pun hanya teman-teman dekat dan keluarga. Mereka inilah yang kemudian mengiklankan kepada kenalan masing-masing. Sizzy juga mulai dengan memakai produk sendiri dan menguploadnya di Facebook. Di akhir tahun 2015, salah satu temannya, Chintya Tompodung memperkenalkan Batik Kabasaran kepada Ibu Vonny Pangemanan, pemilik The House Of GV di Los Angeles. Dan ternyata beliau sangat suka sehingga Sizzy dan Chintya, -yang saat ini menjadi manajer promosi Sizzy Matindas Batik, sering diajak bekerja sama, sampai kemudian Sizzy juga dipercaya mendesain batik untuk cinderamata Expo Kopi di Los Angeles, dan juga dipercaya mendesai Batik KJRI, berkolaborasi dengan Konjen Los Angeles, Bapak Umar Hadi. Karyanya tersebut di-launching saat LA Fashion Week 2016 lalu. Setelah itu Sizzy juga diundang pihak INspire Nusa (INusa US) untuk mewakili Indonesia dalam pameran Asean di Los Angeles, diundang pihak Konjen Los Angeles untuk mengikuti acara Explore Indonesia, dan diundang presentasi tentang desain batik oleh pihak University of California, Los Angeles (UCLA). Saat ini batik bercerita bisa diperoleh di galeri Sizzy Matindas Batik di Jalan Siswa No 5, Taas, Manado, dan di Rarampa Restaurant, di Jalan Mahakan, Jakarta Selatan. Harganya mulai dari Rp 200 ribu sampai Rp 15 juta.

Bagi Sizzy, mendapat kesempatan pameran di luar negeri tentu sangat menyenangkan. Senang sekali ketika melihat warga asing maupun orang Indonesia yang begitu bersemangat ingin mengetahui cerita dari selembar kain Batik Bercerita Sizzy Matindas. Sizzy pun dengan senang hati menceritakannya, dengan harapan mereka akan tertarik juga untuk melihat langsung ke lokasi yang diceritakan dalam batik tersebut. Ada cerita menarik ketika ia pameran di UCLA. Di sana Sizzy menampilkan batik Bitung, Selat Lembeh, dan Tarsius. Kebetulan, ada sebuah keluarga Amerika yang ternyata baru sebulan sebelumnya mengunjungi daerah Bitung. Mereka sangat senang melihat batik karya Sizzy dan memperlihatkan foto-foto mereka saat bersama Tarsius, dan foto dengan Yaki (monyet khas Bitung yang dilindungi). Kebetulan, Sizzy juga membawa gambar besarnya yang masih di kertas. Mereka sangat gembira sambil memperlihatkan kepada orang-orang lain yang hadir dan menceritakan pengalaman mereka di kota Bitung. Ternyata Batik Bercerita Sizzy Matindas mampu membangkitkan memori.


Setiap bulan, Sizzy rutin memproduksi 150 potong batik cap dan 6 bahan batik tulis, untuk penjualan di 2 galeri dan pesanan khusus. Dengan tambahan workshop yang sudah dibangun, Sizzy berharap ke depannya produksi batik tulis akan bertambah sehingga bisa memenuhi kebutuhan yang datang. Karena sampai saat ini, Sizzy mengaku selalus kehabisan stok batik tulis. Sizzy juga berencana merambah ke produksi baju jadi. Tetapi prosesnya memang secara bertahap. Sizzy juga masih merasa harus terus belajar dan melakukan riset. Masih banyak motif khas Sulawesi Utara yang belum bisa ia angkat karena keterbatasan sumber daya manusia, baik di bidang desain, gambar, maupun produksi. Belum lagi cerita-cerita dari berbagai daerah lain di Indonesia. Semuanya sedang berusaha Sizzy tingkatkan.

Sizzy bersama pengrajinnya selalu berdiskusi untuk meningkatkan kualitas produk. Ia juga berharap bisa menambah jumlah pengrajin dan jumlah hasil produksi. Sizzy menjelaskan, untuk mengerjakan Batik Bercerita, butuh keterampilan pengrajin, karena gaya menggambar yang berbeda dari batik yang sering mereka kerjakan sebelumnya. Saat ini, Sizzy memang masih melakukan pengembangan workshopnya supaya jumlah dan kualitas produksi makin baik. Di luar itu, juga ada beberapa undangan pameran dan permintaan desain dari beberapa daerah di Indonesia. Ia juga belum ada niatan untuk membuka usaha baru.


Sizzy senang dan sangat bersyukur, melihat batiknya mendapat sambutan sangat baik dari masyarakat. Ia pernah melihat batiknya dipakai oleh Ibu Megawat Soekarnoputri. Rasanya bahagia sekali. Batiknya juga pernah dipakai olah Bapak dan Ibu Gubernur Sulawesi Utara. dan dikoleksi oleh para pencinta kain juga. Bagi Sizzy itu sudah merupakan penghargaan yang luar biasa baginya. Sizzy juga senang melihat di Faceook temannya, keluarga, maupun kenalannya yang dengan rasa senangnya mengupload foto mereka dengan mengenakan Sizzy Matindas Batik.

Suaminya, Richard Rotty, dan anaknya William Rotty, adalah pendukung nomor satu. Sizzy masih ingat waktu awal-awal melakukan riset ke Jawa dan beberapa daerah penghasil batik. Mereka pergi bertiga, melakukan survei dan riset bersama-sama. Jadi rasa capeknya juga dirasakan bersama. Sizzy memang ingin anaknya terlibat sejak awal. Selera sang anak dan dirinya berbeda. Anaknya memberi sentuhan atau saran yang lebih modern dan berani sehingga hasilnya pun bisa tak terduga buat Sizzy, tentu dalam arti yang positif. William, yang lahir di tahun 2000 itu, memang punya selera seni yang sangat bagus, juga sangat disiplin dalam hal quality control, tidak ada toleransi. Oleh karena itu, kain yang dijual di galeri adalah memang yang layak jual dari segi desain maupun warna dan bahan. Dengan William juga Sizzy biasa berdiskusi untuk mendapat bentuk motif-motif baru. Jadi, untuk pengembangan usaha dan administrasi, ia serahkan ke suami dan anaknya.


Meski terlihat sangat sibuk, Sizzy bercerita, sebenarnya waktu luangnya banyak. Ia mengusahakan kerja hanya di saat jam kerja normal walaupun seringkali malam hari ia juga mesti mendesain dan menggambar. Tapi karena pekerjaan ini bagian dari hobinya juga, jadi tidak terasa berat malah ia sangat menikmati. Dan, karena ia bekerja di rumah. maka waktu bersama anaknya juga tidak terganggu. Biasanya, setiap Sabtu dan Minggu Sizzy dan suaminya pergi ke Cirebon. Mereka selalu menjaga komunikasi dengan anak lewat media sosial sehingga setiap saat masih bisa mengawasi. Sizzy juga masih aktif di yayasan dan beberapa organisasi, yang ia lakukan untuk mendapatkan keseimbangan hidup.



.

,
Next
This is the most recent post.
Previous
Posting Lama

1 komentar:

  1. Sambal Roa Judes, salah satu kekayaan kuliner nusantara, Sambal yang dibuat dari campuran Ikan Roa ini selalu sukses menggoda lidah para penggemar pedas. Bahkan bagi mereka yang tidak pernah memilih ikan sebagai menu makanan mereka pun, selalu berakhir dengan mengakui kehebatan rasa Sambel Roa JuDes ini.. Anda penasaran ingin menikmatinya ? Hubungi layanan Delivery Sambal Roa Judes di 085695138867.

    BalasHapus