Rabu, 28 Februari 2018



Perempuan kelahiran Surabaya, 9 Oktober 1975 ini dikenal sebagai salah satu pegiat makanan sehat. Sejak 2013, ia menerapkan gaya hidup sehat dengan clean eating. Ia juga merintis bisnis katering sehat. Dialah Arilya Irfan, ibu tiga anak yang memilih jalan berbagi resep gratis dan menggagas gerakan Ayo Kembali ke Dapur.

Perjalanan Arilya berkenalan dengan makanan sehat dan menjadi pegiat cukup panjang. Ia tidak punya latar belakang soal gizi dan kesehatan. Profesinya dulu adalah seorang penari, tapi memang suka berada di dapur untuk mengolah makanan. Arilya mulai tertarik masalah kesehatan sejak kelahiran anak ketiganya tahun 2012. Awalnya, sejak hamil ia sudah ngidam masak makanan sehat. Maka, sejak melahirkan ia mulai belajar dari berbagai referensi mengenai food combining, dan membaca buku kesehatan, seperti dari dr. Tan Shot Yen. Kebetulan, saat itu sedang tren smoothies dan minuman detoks. Arilya pun coba membuatnya dan diupload di Facebook dan Instagram. Responsnya ternyata positif, ia banyak menerima pesanan. Melihat ada peluang bisnis, Arilya akhirnya membuka jasa @dapurmamahana. Ia mengambil nama anak ketiganya, Hana, sebagai nama bisnisnya.

Selain mengakomodir pesanan minuman sehat, Arilya juga membuka katering makanan sehat. Sebenarnya, makanan sehat ini sudah menjadi kebiasaannya di rumah, karena itulah ia tidak menyebutnya sebagai bisnis murni. Anak-anaknya terbiasa tidak mengkonsumsi produk instan, dan sebagai ibu Arilya juga selalu membiasakan mereka mengkonsumsi makanan rumah yang ia olah sendiri, karena pasti sudah dijamin sehat untuk mereka. Jadi, menu-menu yang Arilya tawarkan di @dapurmamahana memang menu yang sederhana, tapi berpatokan pada 4P, yaitu tanpa pengawet, pewarna, penyedap, dan minim proses. Ternyata banyak pelanggannya yang ingin menurunkan gula darah, kolesterol, dan sedang diet, merasa cocok dengan jasa yang Arilya tawarkan. Arilya memang 90% memakai bahan organik, pemanis juga tidak pernah menggunakan gula.


Namun, setelah sukses setahun menjalankan bisnis katering sehat, Arilya merasa seperti ada yang mengganjal di hati. Tidak sesuai dengan hati nuraninya. Saat itu katering sehat miliknya termasuk minuman, harganya hanya Rp 50.000, tapi jasa kurirnya lebih mahal, sampai Rp 70.000. Dulu, layanan ojek online seperti sekarang memang belum ada. Menurut Arilya, ini tidak benar. Ia malah kasihan sama pelanggan-pelanggannya yang memang memakai jasa kateringnya ini untuk kesehatan orangtua atau karena terkena penyakit berat. Walau kebanyakan mereka sebenarnya tidak masalah, tapi Arilya ingin bisa membantu lebih, karena mereka sudah mau peduli dengan kesehatan. Akhirnya, ia berbagi resep dengan mereka lewat chat messenger dan memberikan referensi berbelanja bahan organik di tempat langganannya yang kebetulan masih saudara dan punya kualitas yang bagus.

Pelanggannya tadinya juga heran, mengapa ia mau berbagi resep plus tempat belanja pula. Arilya mengatakan, kalau ia ingin mereka semakin mandiri dan mau memasak sendiri. Tapi ternyata, niat baik ini juga bukan sebuah solusi. Pelanggan yang ia share info resep dan tempat belanja cukup banyak. Hanya saja waktu bertanya mereka berbeda. Ada yang bertanya dari Subuh sampai malam hari. Arilya mengaku agak kewalahan melayaninya. Pasalnya, selain harus mengurus katering @dapurmamahana yang masih aktif, ia juga harus menjawab pertanyaan pelanggan lewat chat messenger. Di tengah kerepotan itu, ada seorang teman yang menyarankannya untuk membuat kelas. Dari situlah, Arilya kemudian menggagas kelas Ayo Kembali ke Dapur. Ini merupakan kelas edukasi untuk mengajak masyarakat agar mengkonsumsi makanan sehat.


Kelas Ayo Kembali ke Dapur mulai aktif sejak tahun 2014. Kelas ini ia buka di rumah sebagai sarana mewadahi yang ingin belajar dan memasak makanan sehat. Jadi bukan murni bisnis. Setiap bulan Arilya menjadwalkan satu kali pertemuan dengan biaya hanya Rp 250.000. Yang penting cukup untuk membeli semua bahan organik yang hendak dimasak. Sebetulnya, banyak yang protes dan komplain, dirinya kasih harga terlalu murah, karena biasanya kelas memasak organik ini bisa di atas Rp 400.000. Namun sekali lagi, Arilya sampaikan kepada mereka bahwa kelas Ayo Kembali ke Dapur ini salah satu caranya untuk menularkan kepada banyak orang bagaimana menjaga kesehatan dengan memerhatikan makanan yang dikonsumsi.

Arilya ingin mengajak para pekerja, ibu rumah tangga, dan siapa saja yang tetarik untuk kembali ke dapur. Dengan mengolah makanan sendiri dan kembali ke dapur, mereka jadi tahu bahan apa yang diolah. Karena dari proses pengolahan hingga hasil akhirnya ditujukan agar bisa menyehatkan seluruh anggota keluarga. Selain kegiatan memasak makanan sehat, Arilya juga menawarkan kegiatan lainnya pada teman-teman yang bergabung di kelas Ayo Kembali ke Dapur, yaitu untuk langsung belajar dan mengenal alam lebih dekat. Misalnya, pada tahun 2015, ia mengajak 15 teman di Ayo Kembali ke Dapur pergi ke Bali, tepatnya Ubud. Selama 3 hari 2 malam di sana, mereka diperkenalkan dengan makan raw food alias makan sayur dan buah mentah serta kacang-kacangan, tanpa nasi dan daging. Mereka juga bisa belajar meditasi dan yoga. Hasilnya, banyak yang terkejut, ternyata raw food bisa membuat kenyang dan lupa dengan nasi dan daging. Bahkan, ada yang sudah berhasil menurunkan berat badannya satu hingga dua kilogram.

Untuk aktivitas ini, Arilya lagi-lagi tidak mengenakan biaya yang mahal. Biayanya cukup sekitar Rp 1,4 juta, sudah termasuk tiket pp, penginapan selama 3 hari 2 malam di Ubud, dan transportasi sewa mobil selama 12 jam. Itu diluar makan dan meditasi serta yoga. Arilya juga menawarkan teman-temannya untuk belajar cakra agar bisa mengenali potensi diri lebih jauh dan sebagai salah satu kontrol diri. Hingga saat ini @dapurmamahana dan kegiatan Ayo Kembali ke Dapur bisa berjalan beriringan. Bahkan sekarang ada tambahan menu baru di @dapurmamahana, yaitu menu raw food dan vegan. Menu ini Arilya tawarkan sejak tahun 2015, tepat ketika ia mulai mengikuti gaya hidup ini. Ini juga karena setelah ia posting makanan tersebut di media sosial, ada saja yang komentar dan pesan. Ternyata yang pesan cukup banyak. Entah hanya ingin mencoba atau memang berniat. Yang jelas, Arilya ingin bisa hidup sehat dengan mengonsumsi makanan sehat dan pilihannya adalah raw food.


Arilya bersyukur, lingkungannya sangat mendukung dirinya mempelajari raw food dan vegan. Teman-temannya di Ayo Kembali ke Dapur kebanyakan artisan bakery, ahli gizi dan banyak lainnya yang punya banyak informasi. Tentu, referensi dari buku saja rasanya tidak cukup. Arilya sengaja terbang langsung ke Bali untuk belajar ke Chef Made dan les privat mengolah makanan raw fod dan vegan. Jadi sekarang, ia sudah bisa membuat saus sambal sendiri, juga tempe, cokelat, keju, dan macam-macam lainnya.

Respons kegiatan Ayo Kembali ke Dapur ini memang sangat positif. Kelas yang dibuka sebulan sekali ini biasanya diikuti hingga 30 orang lebih. Dan biasanya, Arilya mengajarkan menu satu persatu. Jadi banyak yang rajin, tidak pernah melewatkan kelas yang ia buat. Menariknya, banyak anak didik yang ikut kelasnya akhirnya berbisnis dan bisnisnya jauh lebih besar dan sukses. Mereka tak jarang sudah diliput berbagai media. Arilya tentu senang sekali, karena niatnya untuk berbagi ternyata bermanfaat untuk orang lain. Kebetulan kegiatan ini juga dilakukan di beberapa kota seperti Palembang dan Surabaya. Biasanya, Arilya diundang 3 bulan sekali untuk memberikan materi baru untuk menu makan sehat. Dan kebanyakan mereka yang mengundangnya akhirnya berbisnis. Jadi, Arilya selalu pesan, bahwa sukses berbisnis makanan sehat itu utamanya adalah harus jujur. Kalau bahan yang digunakan memang bukan organik, tidak apa-apa untuk mengatakan bukan organik. Karena untuk masalah perut, orang harus jujur dan tidak boleh menawar.

Clean eating memang telah mengubah hidup Arilya. Di umurnya yang sudah masuk kepala empat, ia jauh merasa lebih sehat dan fit daripada dulu semasa gadis. Ia juga tetap bisa dansa setiap hari meluangkan waktu untuk happy, agar hidupnya juga seimbang. Arilya makin banyak bersyukur secara tidak langsung. Tak hanya mengubah pola makan, tetapi juga gaya hidup. Ia membiasakan belanja ke pasar daripada supermarket. Ia juga memilih menggunakan transportasi umum dan berjalan lebih dahulu dari rumah agar tetap bisa berinteraksi dengan warga sekitar, walaupun di rumahnya ada sopir yang siap mengantar. Semua ini juga Arilya dapatkan dari suaminya yang mengajarkan hidup sederhana dan seimbang. Karena itulah, Arilya selalu bersyukur dengan semua aktivitas yang ia jalani, dan itu menjadi motivasinya untuk bisa berbagi dengan yang lain lewat Ayo Kembali ke Dapur.


Memang, saat mengedukasi masyarakat untuk beralih ke makanan sehat tantangannya tidak mudah. Tapi perlahan Arilya ajak untuk langsung terlibat dengan kegiatan di Ayo Kembali ke Dapur. Selama ini makanan organik dikenal mahal dan dikonsumsi oleh golongan tertentu saja, padahal banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan bahan organik dengan harga terjangkau. Misalnya, aktif mencari informasi di mana petani organik tanpa harus ke supermarket. Memang makanan tanpa pestisida sedikit lebih mahal, tapi hasilnya jauh lebih bagus. Bisa juga dengan rutin datang ke agenda komunitas organik Indonesia untuk mencari tahu dan menambah referensi bahan organik. Biasanya mereka memang selalu bertanya, mengapa harus serepot itu? Karena ini sebagai salah satu cara juga untuk melatih otak agar semua tidak serba instan. Otak bekerja sehingga tidak cepat pikun.

Memasak memang repot apalagi kalau pakai syarat harus sehat pula. Untuk masalah ini banyak cara yang bisa dilakukan. Misalnya dengan mengajak anak membantu. Dibuat kegiatan memasak menjadi hal yang menyenangkan. Memang harus ada usaha yang ekstra untuk makanan yang sehat. Kalau  sudah kerja mati-matian untuk cari uang kemudian jatuhnya malah sakit, juga sangat percuma. Ini juga yang Arilya mulai dari diri sendiri. Mumpung usia masih muda dan anak-anak juga masih kecil, harus dimulai untuk belajar hidup sehat. Biasanya, Arilya selalu menekankan untuk peduli dulu dengan tubuh dan yakin bahwa semua makanan yang masuk ke dalam tubuh adalah yang menyehatkan. Sehat itu memang repot, tapi sakit itu harganya mahal. Jadi, memang perlu upaya kalau ingin tubun sehat dan anggota keluarga lain juga sehat. Satu lagi yang biasanya Arilya bagikan adalah bahwa makan itu harus berkesadaran. Harus tahu porsi dan batasan, tidak boleh berlebih dan berhenti sebelum kenyang.


Mulai tahun 2017, Arilya gencar mengenalkan dan memulai mengonsumsi bungan dengan gerakan Ayo Makan Bunga. Makan sayur dan buah itu sudah biasa. Dan ternyata banyak bunga yang sebenarnya sudah dikonsumsi dan baik untuk tubuh. Misalnya bunga telang, bunga pada basil, bunga pepaya, bunga yang ada pada sayuran sawi, sampai bunga kantil. Mengubah pola pikir kalau makan bunga itu mistis juga jadi tantangan. Tapi Arilya sudah siap karena sebenarnya bunga baik untuk tubuh. Arilya juga masih ingin mewujudkan rumah sehat di mana ia akan memberikan cara mengenal cakra, kemudian healing cakra, dan disuguhi makanan sehat. Mengajar itu sepertinya sudah menjadi minat Arilya. Dan karena ia melakukannya dengan passion dan penuh cinta, rasanya tidak terbebani. Berbagi itu memang indah.

1 komentar:

  1. Sambal Roa Judes, salah satu kekayaan kuliner nusantara, Sambal yang dibuat dari campuran Ikan Roa ini selalu sukses menggoda lidah para penggemar pedas. Bahkan bagi mereka yang tidak pernah memilih ikan sebagai menu makanan mereka pun, selalu berakhir dengan mengakui kehebatan rasa Sambel Roa JuDes ini.. Anda penasaran ingin menikmatinya ? Hubungi layanan Delivery Sambal Roa Judes di 085695138867.

    BalasHapus