Sabtu, 06 Juni 2015




Sosok Jenny Ong sangat akrab di kalangan dokter, rumah sakit, relawan kesehatan, relawan yang mengurusi anak-anak dan juga para penggiat sosial di kota Medan. Perempuan cantik kelahiran 16 Juli 1973 ini aktif di berbagai organisasi dan komunitas yang peduli terhadap kesehatan anak, di antaranya Komunitas Peduli Anak (KOPA), Yayasan Onkologi Anak Medan, dan organisasi sosial lainnya. Belasan tahun berkecimpung di kegiatan sosial, alumni Fakultas Ekonomi HKBP Nomensen, Medan, yang akran disapa “Bunda” oleh anak-anak asuhnya ini akhirnya bisa tersenyum gembira. Sebuah rumah singgah sementara bagi pasien anak yang sudah lama ia impikan, Rumah Anak Sehat, akhirnya terwujud di bawah Smilling Kids Foundation yang ia kelola. Pada hari Minggu 22 Februari 2015, Rumah Anak Sehat itu telah diresmikan.

Rumah Anak Sehat merupakan rumah tinggal sementara bagi pasien anak yang menderita penyakit yang memerlukan penanganan serius dari dokter secara berkelanjutan sejak dini. Rumah tinggal sementara ini juga untuk para pendamping, seperti keluarga yang menunggui pasien anak. Jenny pun berterima kasih kepada seluruh teman-temannya, para dokter, relawan, donatur, dan semua pihak yang telah membantu dan men-support, hingga akhirnya bisa mewujudkan mimpinya, sekaligus mimpi anak-anak yang memiliki penyakit serius, dan para orangtuanya, akan kebutuhan tempat tinggal yang dekat dengan rumah sakit.



Jenny memang merasa punya tanggung jawab yang besar untuk menyediakan rumah tinggal bagi anak-anak sakit yang berasal dari luar kota. Berdasarkan pengalamannya selama belasan tahun berkecimpung di kegiatan sosial, salah satu penyebab pasien anak tidak tertolong nyawanya adalah karena keterlambatan orangtua dalam menangani penyakit yang diderita anak. Orangtua anak, terutama yang berada di luar kota, seringkali tidak memiliki akses fasilitas kesehatan yang memadai. Kerap kali mereka membawa anak berobat setelah kondisinya memasuki tahap yang parah. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan biaya yang mereka miliki.

Dengan didirikannya yayasan Smilling Kids Foundation, Jenny berharap bisa membantu memberi tumpangan atau rumah tinggal sementara bagi anak sakit dan orangtuanya yang berasal dari luar kota, yang tidak memiliki dana yang cukup untuk membayar penginapan selama berada di Medan. Semua fasilitas yang ada di Rumah Anak Sehat ini gratis. Semua anak penderita penyakit non infeksi dan menular, seperti kanker, talasemia dan sebagainya yang berasal dari luar kota, dan berumur di bawah 17 tahun bisa menempati rumah sementara ini.



Jenny mengaku, entah mengapa setiap kali mengunjungi anak yang penyakitnya sudah kronik, ia selalu bertanya dalam hati, mengapa baru dibawa ke rumah sakit saat kondisinya sudah seperti itu ? Dan orangtua mereka selalu memberikan jawaban yang sama, yaitu tidak punya dana yang cukup. Meskipun mereka kadang memiliki kartu jaminan kesehatan seperti Jamsostek atau sekarang BPJS, namun mereka tetap tidak bisa membawa anaknya berobat karena harus memikirkan biaya untuk tinggal di Medan. Padahal seharusnya, penyakit anak bisa dideteksi sejak dini, sehingga bisa tertolong dan nyawanya bisa diselamatkan. Orangtua tidak harus menunggu kondisi anak parah dulu baru melakukan pengobatan. Maka kehadiran Rumah Anak Sehat ‘Smilling Kids Foundation’ ini diharapkan mampu menjadi penolong bagi para orangtua yang anaknya sakit untuk bisa berobat segera.

Alasan dasar mendirikan yayasan berikut rumah singgah ini adalah murni ingin membantu orangtua agar bisa cepat membawa anaknya berobat, khususnya yang dari luar kota Medan. Namun, jika memang ada alasan lain yang menyebabkan orangtua terlambat membawa anaknya berobat, yayasan ini juga akan senang hati membantu orangtua pasien tersebut untuk memecahkan masalahnya. Misalnya, membantu mengurus BPJS, atau hal-hal lainnya. Target dari Rumah Anak Sehat ini adalah, anak yang dirawat bisa sembuh. Untuk mendukung kesembuhan perlu diberikan konseling psikolog kepada orangtua dan anak. Jenny pun berharap agar kerja sama dengan beberapa rumah sakit di kota Medan yang telah dijalin bisa berjalan lancar. Rumah tinggal sementara ini bisa menampung tujuh orang anak. Ada empat kamar termasuk ruang isolasi. Untuk lebih mensosialisasikan Rumah Anak Sehat Yayasan ‘Smilling Kids Foundation’ ke masyarakat, Jenny bekerja sama dengan puskesmas-puskesmas yang ada di daerah, terutama yang letaknya di pelosok.

Sejak awal berkecimpung di dunia sosial, Jenny memang selalu mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan anak. Mungkin karena dirinya sendiri seorang ibu, jadi sering merasa tersentuh setiap kali melihat ada anak yang menderita, terutama anak yang menderita penyakit pada stadium lanjut seperti kanker, lupus, dan penyakit berbahaya lainnya. Awal mula dirinya  berkecimpung di kegiatan ini pada tahun 2000. Ketika itu ia iseng menelepon seorang temannya yang waktu itu aktif di kegiatan sosial. Oleh teman tersebut, Jenny diajak untuk menjenguk anak-anak sakit yang ada di rumah sakit. Karena saat itu dia sedang tidak ada kegiatan, ia pun mau saja. Tapi lama-lama, karena sering ia pun jadi jatuh cinta. Dirinya merasa terpanggil dan berpikir mengapa ia tidak melakukan hal yang bisa membuat beban mereka berkurang.

Sejak saat itulah, Jenny mulai aktif di kegiatan sosial, terutama yang berhubungan dengan anak-anak. Ia rajin mengunjungi pasien anak-anak yang tengah dirawat di rumah sakit, baik datang sendiri maupun bersama temannya. Di rumah sakit, ia menjadi tempat ‘curhat’ bagi anak-anak dan orangtua yang sakit. Ia pun berusaha menjadi pendengar yang baik bagi mereka. Selain itu, Jenny juga berusaha mencarikan pemecahan masalah yang sedang mereka hadapi. Sementara untuk organisasi sosial, Jenny mengaku awalnya memang sekedar ikut-ikutan untuk meramaikan saja, mengingat waktunya saat itu belum begitu full karena harus dibagi dengan mengurus suami dan anak-anaknya.

Selama berkecimpung di kegiatan sosial, apalagi yang kerjanya mengurusi orang sakit, kendala tentu saja ada. Jelas ini bukan pekerjaan yang ringan. Selain butuh kesabaran, waktu, juga biaya yang besar. Namun, ia merasa tidak pernah kesulitan untuk menjalankan aktivitas ini. Jenny percaya, setiap niat yang tulus pasti akan dimudahkan. Beruntung ia juga punya banyak teman yang selalu siap membantunya. Teman-teman relawan, dokter, pengelola dan pemilik rumah sakit, semuanya selalu siap membantunya. Tapi yang perlu digaris bawahi, organisasi yang ia geluti ini tidak melulu diisi oleh orang-orang yang berkantong tebal. Karena yang terpenting adalah, dengan semangat dan ketulusan hati, akan selalu bisa mengatasi semua masalah yang ada.

Karena kegiatan yang ia lakukan bersifat positif, suami dan anak-anaknya pun mendukung. Awalnya memang tak mudah juga membagi waktu antara kegiatan sosialnya dan keluarga. Oleh karena itu, dalam berkegiatan Jenny harus mensesuaikan dengan kebutuhan suami dan anak-anaknya. Dulu ia hanya bisa beraktivitas saat suami dan anak-anaknya tidak di rumah. Namun seiring berjalannya waktu, ia akhirnya bisa mendedikasikan waktu lebih banyak bagi anak-anak yang memiliki masalah kesehatan. Karena kini anak-anaknya sudah mulai besar, jadi mereka mulai mengerti kegiatan Jenny. Selain itu, toh anak-anaknya juga sudah punya kegiatan sendiri. Jadi, ia sekarang punya waktu luang yang banyak untuk beraktivitas di kegiatan sosial. Bahkan jika anak-anaknya punya waktu, sering pula ikut kegiatan yang Jenny lakukan.

Memang saat ini Jenny boleh dibilang tida punya banyak waktu luang lagi. Begitu juga dengan suaminya yang berprofesi sebagai pengusaha properti di kota Medan. Namun, bukan berarti ia tidak pernah meluangkan waktu bersama keluarganya. Baginya, keluarga adalah tetap yang terpenting. Untuk itu, sebisa mungkin kebersamaan dengan keluarganya harus tetap ada. Saat dirinya merasa sedih atau kecewa dengan hal-hal yang ia hadapi, keluarga ia jadikan sebagai tumpuan untuk mengadu, meskipun sekedar bercerita. Begitu juga dengan anak-anaknya, Alexander dan Aice Faustine, mereka menjadikan Jenny dan suaminya sebagai tempat curhat. Biasanya waktu bersama keluarga ia habiskan dengan pergi berlibur. Soal tempat tergantung lamanya waktu libur. Jika waktu liburan panjang, biasanya ia dan keluarga memilih berlibur ke luar negeri. Tapi bila hanya sebentar, ia memilih tempat yang dekat-dekat saja.

0 komentar:

Posting Komentar