Senin, 15 Januari 2018


Tahun 2016 Disney merilis film animasi berjudul Moana, yang berkisah tentang petualangan anak perempuan dengan latar budaya Polinesia. Seperti keluaran film Disney lainnya, proyek ini pun dikerjakan dengan detail dan dipersiapkan sejak 5 tahun sebelumnya. Dan di antara animator dari 25 negara yang mengerjakan film Moana ini, terselip nama Griselda Sastrawinata, perempuan asal Indonesia yang tergabung dalam divisi visual development. Tugasnya adalah membuat background dan ilustrasi tapa, yaitu kain yang terbuat dari kulit pohon murbei yang direndam di air dan dikeringkan, kemudian disambung satu sama lain. Kain tersebut lalu dihias dengan pewarna alami dengan pola geometri khas Polinesia.

Tantangan mengerjakan animasi ini, menurut Griselda, adalah soal target waktu untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Bersama dengan anggota tim yang lain, sebetulnya ia selalu ingin punya waktu lebih untuk mengerjakannya. Untuk membuat desain tapa misalnya, waktu yang diberikan selama empat minggu. Itu pun bagi Griselda dan kawan-kawannya masih tidak cukup, sementara waktu tidak bisa diulur-ulur.

Kecintaan Griselda terhadap dunia animasi sudah terpupuk sejak ia masih kecil. Apalagi ia sangat tergila-gila dengan film animasi. Semua film animasi seperti Little Mermaid, Aladdin, Sleeping Beauty, Alice in Wonderland, Jungle Book, hingga Cinderella, menjadi tontonannya sehari-hari dan tak pernah sekalipun ia merasa bosan. Hal itu pula yang membuatnya berangan-angan menjadi animator dan menjadikannya sebagai panggilan hidupnya.


Untuk mewujudkan impiannya itu, selepas SMA, Griselda melanjutkan pendidikan di Art Center College of Design di Amerika Serikat. Sambil kuliah, Griselda sempat magang di salah satu perusahaan besar di bidang animasi, Dream Works. Dan ketika lulus di tahun 2005 dengan nilai tertinggi, ia juga sempat bekerja di sebuah perusahaan kecil yang bekecimpung di dunia animasi. Dari situ, barulah Griselda kembali bekerja di Dream Works selama 8 tahun. Saat bekerja di Dream Works, wanita pencinta kucing ini sempat mengerjakan beberapa proyek film animasi besar produksi Dream Works seperti Shreek Forever After, The Croods, dan Puss in Boots.

Kendati sudah bekerja sebagai animator di perusahaan besar seperti Dream Works, Griselda nyatanya masih tetap memupuk keinginan untuk bekerja di Walt Disney Animation Studios, perusahaan yang memproduksi film-film animasi kesukaannya saat ia masih kecil. Sejak masih kuliah, Griselda pun sudah rajin mencari informasi soal lowongan pekerjaan di Disney. Setiap kali ia mengirimkan lamaran, jawaban dari Disney selalu saja tidak ada lowongan. Atau sekalinya ada, ia sedang terikat kontrak dengan tempat kerjanya, Dream Works. Di Dream Works, kontrak kerja Griselda memang diperbaharui setiap tiga tahun. Saat kontraknya sudah mau habis, Griselda kembali menelepon Disney untuk menanyakan apakah ada lowongan. Dan ternyata memang sedang ada. Akhirnya, setelah 9 tahun, ia pun menemukan waktu yang tepat untuk bisa bekerja di Disney.

Ketika akhirnya bisa bekerja di tempat impiannya, Griselda mengaku masih sering merasa tidak percaya. Apalagi, kemudian ia tercatat sebagai orang Indonesia pertama yang bergabung di Disney. Rasanya bangga dan senang bisa bergabung di Disney dan mengerjakan proyek-proyeknya. Untungnya, saat bekerja di Disney, sudah tidak terpikir lagi bahwa dia seorang perempuan atau berasal dari Indonesia. Disney adalah perusahaan yang menerima pegawainya karena karya hasil seni. Tidak melihat datang dari negara apa atau gender-nya. Itulah yang membuat Griselda sangat mencintai Disney.


Perempuan yang kini telah berpindah kewarganegaraannya menjadi warga negara Paman Sam ini pun, memberi motivasi pada animator Indonesia lainnya agar selalu mengasah kemampuan dan tak pernah berhenti untuk bermimpi. Sebagai seniman animasi, Griselda mengaku jalannya memang tidaklah mudah, tetapi bukan tidak mungkin untuk diwujudkan. Langkah pertama yang bisa dimulai untuk menjadi animator, menurut Griselda, kecintaannya akan menggambar dan melukis harus terus dipupuk. Setelah itu, bisa masuk ke sekolah yang sesuai dengan minat. Jika memang menyukai animasi, tentu bagusnya langsung masuk ke sekolah animasi. Griselda pun menambahkan, ketika dirinya mengatakan pada orangtuanya bahwa ingin menjadi seniman animasi, bukannya tidak ada rintangan. Justru banyak sekali hingga sulit ia sebutkan satu persatu. Tetapi, itu tidak pernah membuatnya berkecil hati.



1 komentar:

  1. Sambal Roa Judes, salah satu kekayaan kuliner nusantara, Sambal yang dibuat dari campuran Ikan Roa ini selalu sukses menggoda lidah para penggemar pedas. Bahkan bagi mereka yang tidak pernah memilih ikan sebagai menu makanan mereka pun, selalu berakhir dengan mengakui kehebatan rasa Sambel Roa JuDes ini.. Anda penasaran ingin menikmatinya ? Hubungi layanan Delivery Sambal Roa Judes di 085695138867.

    BalasHapus