Bagi perempuan kelahiran 5 Oktober ini, hobi menyelam sudah ia lakukan sejak lama, tepatnya tahun 2004. Awalnya, kegiatan menyelam ini ia kenal dari salah satu adiknya yang menjadi instruktur selam. Tak disangka, begitu menyelam pertama kalinya di Kepulauan Seribu, ia jadi ketagihan dan langsung mengambil lisensi open water dari Professional Association of Diving Instructurs (PADI). Hobi menyelam ini jugalah yang mengenalkannya kepada kegiatan baru sebagai fotografer bawah laut. Sofi, begitu ia akrab dipanggil, begitu terpesona dengan keindahan alam bawah laut sehingga terpikir untuk bisa mengabadikan dan membagikan cerita bawah laut yang indah kepada keluarga dan orang lain. Sofi pun mulai memfoto dan belajar fotografi bawah laut.
Melihat kesungguhan Sofi, salah satu pematerinya di PADI menyuruh Sofi mengikuti kompetisi foto bawah laut Raja Ampat, tahun 2006. Waktu itu nama Raja Ampat masih belum familiar. Saat itu Sofi hanya disuruh membeli tiket ke Sorong, Papua saja. Sementara akomodasi dan lain-lainnya sudah disiapkan Pemda setempat yang mengadakan kompetisi. Dan saat itu juga belum banyak fotografer bawah laut. Jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari. Begitu sampai sana dan mulai menyelam, Sofi baru takjub ternyata biota lautnya sungguh indah. Meski hanya bermodal kamera pocket saat memotret, Sofi berhasil menjadi juara 3.
Tak menyangka bisa jadi pemenang, Sofi makin giat berlatih dan mendalami fotografi bawah laut. Atas saran salah satu temannya, ia pun mengikuti kelas di Canon School. Menurut Sofi, tantangannya saat itu adalah mendapatkan alat-alat fotografi bawah laut yang cukup sulit. Setelah mendapatkan pengalaman pertamanya di Raja Ampat, Sofi pun rajin mengikuti berbagai kompetisi, antara lain di Jailolo, Wakatobi, hingga Pulau Seribu. Selain mengikuti kompetisi foto bawah laut di beberapa daerah, Sofi juga melakukan trip bersama teman-temannya ke berbagai daerah untuk berlatih. Ia mengeksplor berbagai pelosok Nusantara, dari Sabang hingga Merauke seperti Pulau Anambas, Banda Neira, Sabang, Nabire, Tobelo, Sambar Gelap, dan masih banyak pulau-pulau lainnya. Ia juga melakukan perjalanan ke luar negeri seperti Filipina, Australia, Amerika, hingga Meksiko untuk menyelam dan mengabadikan keindahan bawah lautnya.
Kesungguhan dan kecintaannya pada fotografi bawah laut membuahkan banyak penghargaan, dari dalam dan luar negeri. Foto "Whale Shark" yang ia abadikan di Nabire, Papua, pernah dijadikan cover majalah Diving dari Rusia. Tak hanya pujian langsung dari Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, sang Ibu Menteri ini juga ingin mendapatkan foto karya Sofi yang lain sebagai pajangan di kantornya. Bagi Sofi, mengikuti kompetisi tak melulu soal uang atau hadiah. Menurutnya, dengan memotret kehidupan bawah laut, banyak kenikmatan yang ia peroleh. Selain bisa membuat dirinya bahagia, Sofi juga ingin memperlihatkan kepada masyarakat mengenai keindahan alam bawah laut Indonesia. Jadi, harus tetap dijaga agar tetap indah. Ini bagian dari edukasi juga ke mereka.
Mendalami fotografi bawah laut tak urung membuat perempuan lulusan Accounting di San Fransisco State University ini juga turut mempelajari tentang biota laut. Referensi buku mengenai ragam biota laut terus ia lahap, selain ikut komunitas fotografer bawah laut spesialis makro dunia yang sering mengadakan workshop dan kompetisi. Tantangan yang biasanya dihadapi, selain faktor cuaca, juga mendapatkan guide lokal yang bisa membantunya membaca kondisi laut. Namun kendalanya adalah, tidak semua guide lokal bisa menyelam, jadi kadang harus mengajari terlebih dahulu. Atau akhirnya membawa guide lokal yang sudah bisa menyelam dari daerah lain agar bisa membaca kondisi laut. Misalnya, membaca arus yang suka berubah-ubah.
Kiprahnya sebagai fotografer bawah laut membuat Sofi dikenal sebagai salah satu fotografer bawah laut perempuan Indonesia yang diperhitungkan. Karya Sofi seringkali dipamerkan di ruang terbuka maupun ajang internasional. Istri dari Hadi Sutanto ini juga telah digandeng Kementerian Pariwisata Indonesia untuk membantu saat event famtrip dari beberapa negara untuk mengenalkan potensi keindahan alam bawah laut Indonesia. Setelah berkeliling ke seluruh pelosok Tanah Air, Sofi pun menyebutkan urutan lokasi keindahan bawah laut favoritnya. Urutan tiga besar menurutnya adalah Pulau Komodo, Kepulauan Raja Ampat, dan Banda Neira. Tentu di tempat lain juga indah, tetapi Sofi memang terpesona dengan keindahan bawah laut dari ketiga lokasi tersebut.
Perjalanan paling ekstrem yang pernah Sofi lakukan adalah di Guadalupe, Meksiko, untuk mengabadikan Great White Shark tahun 2014 lalu. Ini yang menurut Sofi pengalaman tidak terlupakan. Untuk sampai ke Meksiko, Sofi harus terbang dari Jakarta menuju Los Angeles sekitar 18 jam, kemudian melanjutkan perjalanan menuju San Diego, baru kemudian dijemput naik bus menuju Meksiko sekitar 5 jam. Begitu tiba, ia harus on board lagi, dan baru sampai keesokan harinya. Itu pun ia sempat mendapatkan kabar buruk ada badai sehingga hanya bisa turun menyelam sekali selama 15 menit dan setelah itu harus segera pulang. Mendapatkan pengalaman yang luar biasa ketika bisa melihat Great White Shark, membuat Sofi kembali datang ke sana di tahun 2015 untuk mengabadikannya lagi.
Bertaruh dengan kondisi alam dan hewan buas laut ternyata tak pernah membuat nyali Sofi ciut. Menurut perempuan yang pernah mengabadikan proses kelahiran kuda laut ini, hewan seperti hiu sebenarnya tidak akan mengganggu kalau tidak diganggu. Ia pun bertekad terus menggiatkan fotografi bawah laut semampunya. Sofi menambahkan, untuk fotografi makro memang diperlukan ketajaman mata, jadi menurutnya, yang menjadi kendala saat ini adalah kondisi matanya yang mengalami perubahan karena faktor usia. Kegiatan lain yang dilakukan Sofi karena hobi dan keterampilannya adalah menjadi narasumber di berbagai agenda dan memberikan materi mengenai fotografi bawah laut. Sudah sejak lama pula, Sofi suka mengajari para guide lokal untuk menguasai fotografi bawah laut. Kalau kameranya sedang tidak dipakai, ia pinjamkan ke mereka. Karena, menurutnya, merekalah yang sehari-hari berhadapan dengan laut di depan mata. Bahkan ada guide lokalnya di Bali yang berhasil memenangkan kompetisi foto bawah laut di Prancis. Dan saat ini, sudah ada beberapa pihak yang meminta Sofi untuk diajari, hanya tinggal mencari waktunya saja. Sofi sendiri sangat senang bisa berbagi ilmu.
Meski sibuk dengan berbagai agenda, keluarga mendukung penuh aktivitasnya menyelam dan memotret bawah laut. Ketiga anaknya, Michale Sutanto, Stephen Sutanto, dan Elaine Sutanto kini sudah beranjak besar. Jadi mereka sudah bisa belajar sendiri dan mendukung aktivitas Sofi. Anak-anak dan suaminya pun juga suka menyelam, jadi mereka sudah paham apa yang Sofi lakukan. Bahkan ketiga anaknya sering update dan bertanya soal biota laut apa saja yang Sofi dapatkan ketika pulang serta minta cerita dan fotonya.
Sambal Roa Judes, salah satu kekayaan kuliner nusantara, Sambal yang dibuat dari campuran Ikan Roa ini selalu sukses menggoda lidah para penggemar pedas. Bahkan bagi mereka yang tidak pernah memilih ikan sebagai menu makanan mereka pun, selalu berakhir dengan mengakui kehebatan rasa Sambel Roa JuDes ini.. Anda penasaran ingin menikmatinya ? Hubungi layanan Delivery Sambal Roa Judes di 085695138867. BBM : 5F3EF4E3
BalasHapus