Lulus dari
Jurusan Arkeologi Universitas Gadjah Mada, Hj. Rr. Ratna Arum Widyati sempat
melakoni berbagai pekerjaan, termasuk menjadi operator taksi dan agen MLM. Tujuh
tahun setelahnya, ia baru sadar ternyata bakatnya di urusan rancang jahit.
Kini, perempuan kelahiran Pekalongan, 7 Pebruari 1966 ini sibuk dengan LPK Ar-Rum
di Yogyakarta yang telah meluluskan ratusan siswa. Selain itu, Ratna juga
seorang penguji, trainer, instruktur,
dan assesor tingkat nasional.
Di LPK Ar-Rum
yang ia didirikan Ratna memberikan pelatihan membuat aneka keterampilan dari
limbah kain, menjahit busana, membordir dengan mesin dan manual, mendesain, dan
membuat kain jumputan. Namun di awal mendirikan, Ratna sebetulnya hanya mengajar
menjahit. Tetapi lama kelamaan pengajarannya berkembang menyesuaikan dengan
permintaan peserta kursus. Akhirnya, ia juga mengajarkan pemanfaatan kain
limbah. Karena kebetulan, ia juga memiliki usaha modeste, yang menyisakan banyak kain tak terpakai. Dari kain-kain
itulah lalu ia jadikan aneka kerajinan.
Menurut Ratna
bakat menjahit bisa jadi ia peroleh dari ibunya, Ruth Sularsihati, yang juga
seorang penjahit, meski hanya untuk mengisi waktu luang saja. Dari seringnya ia
melihat sang ibu membuat baju, lama-lama ia pun bisa pula membuat baju sendiri.
Pikirnya, kalau ia bisa membuat baju sendiri, maka ibunya tidak perlu terjaga
sampai malam hari hanya untuk membuatkan baju untuk dirinya. Tapi secara teori,
Ratna belajar menjahit pada teman ibunya, yang memiliki LPK. Ia beralasan,
kalau memilih belajar dengan ibu sendiri, bisa jadi akan malas-malasan
melakukannya. Dan ternyata, guru menjahitnya, yang ia panggil Bu Titi itu bisa
melihat bakat Ratna. Bu Titi lah yang kemudian mendorong Ratna untuk terus meningkatkan
diri mengikuti tahapan-tahapan ujian kompetensi mulai dari tingkat dasar,
terampil, hingga mahir dan tingkat lanjutan lainnya. Dari situlah, akhirnya
Ratna mulai memberanikan diri membuka usaha jahitan sendiri. Kala itu modalnya
hanya satu mesin jahit hadiah ulang tahun dari pacarnya, yang sampai sekarang
masih tersimpan dengan baik.
Walau saat ini
hari-harinya disibukkan dengan mengajar di LPK, namun bila bicara cita-cita
sewaktu kecil, Ratna mengaku sebetulnya tidak mau menjadi guru. Dulu ia hanya
ingin menjadi pekerja kantoran. Lulus SMA, ia terprovokasi oleh temannya yang
mengatakan bahwa kalau kuliah di Jurusan Arkeologi, ia bisa bekerja sambil
jalan-jalan ke banyak tempat. Walaupun sebetulnya waktu itu Ratna ingin sekali
kuliah Psikologi. Namun setelah lulus, Ratna sempat tidak tahu harus kerja ke
mana. Tiap kali mengikuti tes kerja, selalu ada saja halangannya. Kalau tidak
terpentok ‘permainan nepotisme’ orang dalam, ia menjadi satu-satunya dari
sejumlah kandidat yang nyaris dipilih. Akhirnya, ia malah bekerja sebagai
operator taksi hingga tiga tahun lamanya. Bahkan sempat pula berdagang produk
MLM.
Ratna
bercerita, sejak kecil ia hobi membuat keterampilan. Bahkan setelah kuliah
sudah bisa menghasilkan uang sendiri dari kreasinya membuat aneka kerajinan
menjahit, seperti tudung saji, tempat tisu, tutup galon, dan lain-lain.
Ternyata kerajinan itu laku terjual. Iseng-iseng Ratna pun membuat nama
produknya Arum Collection. Lalu pernah ada juga teman kuliah yang minta
dibuatkan baju. Akhirnya, karena tak kunjung bisa menjadi pekerja kantoran dan
butuh status, Ratna lalu sadar bahwa bakat dan hobinya menjahit bisa ia gunakan
untuk mencari uang. Karena itulah, ia lalu belajar menjahit secara benar pada
guru. Di tempatnya belajar menjahit, orang-orang sepertinya yang tidak punya
status kerja diarahkan agar kelak bisa memiliki LPK sendiri. Ratna sendiri
sudah membuka usaha jahitan dan mengantongi beberapa ijazah menjahit. Tapi ia
tidak mau berpuas diri dan terus mengikuti uji kompetisi meski biayanya cukup
besar untuk ukurannya.
Ratna
mendirikan LPK Ar-Rum di tahun 2008. Awalnya dari tetangga yang ingin belajar
membuat pola, Ratna pun mengajarinya secara gratis di garasi rumah. Lalu, ada
lagi karyawan toko yang ingin belajar menjahit, kemudian adik temannya, hingga
yang lain pun ikut berdatangan. Begitu seterusnya, sampai akhirnya Sanggar
Keterampilan Belajar milik Pemkot Yogyakarta menggandengnya sebagai pengajar
ketika mereka memiliki program. Saat itu Ratna juga sudah mengantongi ijazah
Penguji Tingkat Nasional. Kebanyakan peserta kursusnya adalah kaum perempuan.
Ada gadis-gadis pekerja kantoran hingga ibu-ibu rumah tangga. Mulai dari orang
yang berpunya hingga tidak mampu. Karena itulah terkadang Ratna melakukan kerja
sama dengan pihak lain untuk memberikan bantuan mesin jahit bagi yang tidak
mampu agar mereka bisa mandiri. Pun, kalau ada peserta yang tidak mampu, Ratna
juga bisa menerimanya dengan beasiswa asal ada keterangan dari RT dan RW. Kadang
ia juga mengajukan batuan program sosial ke Kemensos dengan mengajar sulam
secara gratis kepada siapa saja yang berminat.
Meski saat ini
orang bisa belajar menjahit dari internet, Ratna mengaku, peserta kursus di
LPK-nya masih banyak. Selain karyawan kantor dan ibu rumah tangga, LPK Ar-Rum
juga memberikan CSR pada orang-orang tidak mampu agar bisa belajar menjahit
secara cuma-cuma plus memberikan sarananya. Program ini bisa ia lakukan dengan
bekerja sama pada pihak lain atau pemerintah. Seberapa pun dananya akan ia
jalankan sebaik mungkin demi kebaikan peserta kursus yang dikirim ke
lembaganya. Kalau murid-muridnya itu bisa menjahit, maka bisa memperolah
pemasukan. Jangankan menjadi penjahit, bisa memermak baju pun juga bisa
menghasilkan uang. Bisnis jahitan pun diakui Ratna masih punya prospek yang
bagus, walau sekarang orang juga cenderng lebih suka membeli pakaian jadi.
Namun tidak semua pakaian jadi yang dijual itu cocok. Nyatanya sampai saat ini,
rumah jahit, modeste, dan desainer
pun masih kebanjiran order.
Sampai saat
ini, Ratna masih mengajar di LPK Ar-Rum, tapi sudah dibantu asisten yang juga
sudah lulus uji kompetensi tingkat nasional. Bahkan ia juga masih menerima
jahitan. Pagi hari ia biasa memotong bahan, lalu tugas selanjutnya di berikan
kepada freelancer untuk menjahit. Di
Tahun 2008, LPK yang dikelola anak ke-2 dari 5 bersaudara ini berhasil menyabet
predikat Juara 3 Tingkat Nasional Rumpun Kerumahtanggaan sebagai Lembaga Kursus
Berprestasi yang diselenggarakan oleh Direktorat Kursus dan Pelatihan
Kemendiknas.
Dua tahun
sebelum mendirikan LPK, Ratna sebetulnya juga sempat mendapatkan beasiswa S2
dari pemerintah. Bermula, setelah ia melalui serangkaian seleksi dan uji
kompetensi, tahun 2006 ia memperoleh beasiswa S2 dari Direktorat Kursus
Pendidikan Tenaga Kependidikan (sekarang Dirjen PAUD). Semua kandidat yang
memperoleh beasiswa kala itu adalah para PNS, hanya ia sendiri yang bukan.
Singkatnya, Ratna berhasil lolos dan bisa melanjutkan S2 di UNY dengan beasiswa
itu. Gelar M.Pd pun disematkan di belakang namanya.
Kini Ratna juga
menjadi assesor bidang tata busana
tingkat nasional. Untuk bisa menjadi seorang assesor, menurutnya, seseorang
harus melewati beberapa tahapan uji kompetensi yang tidak mudah. Padahal,
status assesor hanya berlaku 4 tahun. Setelah itu refreshing lagi. Kalau tidak lolos refreshing, statusnya dicabut. Ratna menjelaskan secara singkat,
tugas assesor adalah penguji
kompetensi menjahit di Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tata Busana di Badan Akreditasi
Nasional Pendidikan Non Fornal (BANPNF). Badan ini independen namun
pendanaannya di bawah Kementerian Pendidikan. Misalnya, sebuah Lembaga Pendidikan
Keterampilan menjahit hendak mengajukan akreditasi ke BANPNF. Setelah disetujui,
selanjutnya ada bagian visitasi yang akan menilai. Maka, assesor inilah yang kemudian akan menilai dan menguji.
Untuk menjadi assesor, seseorang juga harus punya
portofolio yang berhubungan dengan bidangnya. Juga harus ikut ujian dan diklat.
Dan Ratna sudah memiliki 20 lebih portofolio, antara lain ijazah kursus dan
ujian menjahit tingkat nasional, mulai dari tingkat dasar, terampil, mahir,
hingga lingerie. Selain itu Ratna
juga telah mengantongi ijazah Master Trainer dan Trainer of Trainer tingkat
nasional. Ia juga punya predikat sebagai assesor
LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) Garmen dari BSNP (Badan Standar Nasional
Pendidikan).
Sekarang ini
pekerjaan Ratna memang multifungsi. Selain mengajar kursus, ia juga assesor untuk program menjahit BAN
(Badan Akreditasi Nasional) Pendidikan Nonformal. Contohnya, jika ada lembaga
kursus yang akan diakreditasi, ia yang ditugaskan. Juga sebagai assesor LSP (Lembaga Sertifikasi
Profesi) Garmen dari BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). Ratna juga
menjadi tenaga penguji pendidikan nonformal bidang menjahit di Direktorat Bina
Kursus. Kesibukan lainnya adalah sebagai sekretaris Himpunan Penyelenggara
Pengelola Kursus Indonesia (HIPKI) tingkat provinsi. Sedang di tingkat kota
Yogyakarta, ia menjabat sebagai Wakil Ketua HIPKI.
Selain itu,
Ratna juga bergabung dengan beberapa organisasi di dunia pendidikan nonformal.
Sebagai instruktur, ia tergabung dalam Himpunan Instruktur Pendidikan Penguji
Seluruh Indonesia. Sebagai pengelola LPK, ia juga tergabung dalam HIPKI (Himpunan
Penyelenggara Kursus Indonesia). Sementara yang berhubungan dengan bidang jahit
menjahit, ia tergabung dalam Ikatan Penata Busana Indonesia (IPBI) Kartini. Di
tengah kesibukannya itu, Ratna yang sampai saat ini masih lajang pun, juga masih
memiliki waktu luang untuk jalan-jalan atau berwisata kuliner, bersama
keponakan dan ibunya.
Kursus Menjahit dan Modiste "WORO"
BalasHapusIngin belajar menjahit? Kursus Menjahit dan Modiste "WORO". Waktu belajar fleksibel, biaya kursus terjangkau Rp 600.000 sampai bisa.
Kursus Menjahit dan Modiste "WORO"
Basen KG III/304 RT 15 RW 04 Kotagede Yogyakarta 55173
Tempatnya memang sederhana, tapi suasananya menyenangkan. Belajar dengan sistem "semi-privat" jadi pelajaran berlangsung dengan menyesuaikan kemampuan siswa.
Tempat belajar menjahit yang mudah dan menyenangkan.
Buka Senin - Kamis dan Sabtu mulai jam 10.00 - 12.00 (kelas pagi) atau 13.00 - 15.00 (kelas siang)
Contact Person (Telp/SMS/WA) :
Ratri Hapsari 0898-5027-585 atau
Yose Rizal Triarto 0812-8602-8958.
Ancer-ancer rumah Ratri/Bu Woro : Dari Tom Silver ke selatan, PKU masih ke selatan 50m ada gang ke kiri/timur jalan (depan smp perak) masuk aja, rumah ke 9, depan rumah ada tanah kosong.
https://suitincase.blogspot.com/2018/01/kursus-menjahit-dan-modiste-woro.html
Selamat pagi/siang/sore/malam Bapak/Ibu/Sdr/i. Mohon maaf bila mengganggu. Izin menginfokan barangkali ada yang sedang membutuhkan tempat untuk belajar menjahit.
BalasHapus*Yuuk awali tahun 2021 dengan belajar hal baru. Sudah terbukti selama pandemi COVID-19 salah satu keahlian yang tetap dibutuhkan dan dicari adalah menjahit.*
*Ingin belajar menjahit tapi...*
~Waktu terbatas?
~Belum pernah belajar jahit sama sekali?
~Sudah pernah belajar di tempat lain tapi tidak tuntas?
~Kecewa karena di tempat lain...
~Biaya mahal?
~Suasana belajar kaku?
~Sedikit praktek banyak teori saja?
Tidak masalah! Sekarang sudah ada solusinya!
*Kursus Menjahit dan Modiste "WORO".*
√ Biaya kursus terjangkau hanya Rp 700.000 sudah sampai bisa,
√ Waktu belajar fleksibel,
√ Belajar menyesuaikan kemampuan siswa,
√ Tempat belajar sederhana suasana menyenangkan,
√ Praktek dan teori proporsional,
√ Memberikan layanan konsultasi bahkan setelah siswa lulus/selesai.
*Tunggu apa lagi? Silahkan tanya2 Contact Person Pengajar:*
Ratri lewat (WA/SMS/Telp) di no 0898-5027-585.
Awal tahun 2021 Kursus Menjahit dan Modiste "WORO" buka kembali dengan jadwal:
SENIN-KAMIS dan SABTU mulai jam 10-12 (kelas pagi) dan 13-15 (kelas siang).
*Tentunya dengan menerapkan Protokol Kesehatan COVID-19 dengan 3M yaitu 1. Memakai masker, 2. Mencuci tangan, 3. Menjaga jarak.*
*Penasaran seperti apa sih tempat kursusnya? Mari silahkan bisa datang dan lihat-lihat dulu.*
Alamat Kursus Menjahit dan Modiste "WORO" Basen KG III/304 RT 15 RW 04 Kotagede Yogyakarta 55173
Lokasi di Google Maps: https://goo.gl/maps/tVoNzigrzZr
Selengkapnya silahkan klik untuk mengunjungi tautan situs berikut: http://suitincase.blogspot.com/2018/01/kursus-menjahit-dan-modiste-woro.html?m=1.
*Apa ada yang lebih BAGUS dari Kursus Menjahit dan Modiste "WORO"? Yang lebih mahal BANYAK!*
NB: Jika Bapak/Ibu/Sdr/i merasa informasi ini bermanfaat silahkan kirimkan juga kepada yang lain.
Semoga selalu sehat dan sukses lancar untuk semua kegiatan Bpk/Ibu/Sdr/i. Matur nuwun. 🙏😊