dunia teh secara profesional, bagi perempuan cantik berdarah Tionghoa dan Sunda kelahiran 3 November 1978 ini bukan hal yang disengaja. Bermodalkan passion yang besar untuk belajar seluk beluk teh menjadikannya satu-satunya perempuan yang akrab di industri teh tanah air. Dialah Ratna Somantri yang kini dipercaya menjadi Ketua Dewan Teh Indonesia, periode 2014-2017. Ratna memiliki misi mengangkat derajat teh Indonesia ke tempat yang lebih bergengsi.
Cerita
Ratna bisa terjun ke dunia teh cukup panjang. Kebetulan ia berasal dari
keluarga yang memang pecinta teh dan selalu punya kebiasaan menikmati teh
bersama. Ibunya yang mengenalkan kebiasaan minum teh sejak keluarganya tinggal
di Cirebon, Jawa Barat. Walaupun sang ibu bukan ahli teh, tapi sajian teh-nya
selalu enak. Hingga akhirnya, kebiasaan minum teh bersama itu menjadi
kebiasaan.
Seiring
berjalannya waktu, tepatnya pada 2005, Ratna merasa dilanda kejenuhan dengan
pekerjaannya dan ingin melakukan kegiatan baru. Akhirnya, ia pergi ke Sydney,
Australia untuk mengambil kelas pastry di Le Cordon Bleu. Saat di sana, secara
tidak sengaja ia sempat mampir di salah satu kafe yang bernama Tea Centre. Kafe
ini menyediakan 500 jenis teh, yang tak ada di Indonesia. Dari sinilah ia jadi
semakin tertarik mempelajari teh lebih jauh lagi.
Saat
ia pulang ke Indonesia, kebetulan juga ada seorang teman yang mengajaknya
membuka bisnis kafe khusus minuman teh. Untuk membekali diri, Ratna pun
kemudian mengambil kursus tentang teh di Purple Cane, Kuala Lumpur. Walaupun
ternyata kafe yang ia dan temannya dirikan tak bertahan lama lantaran sahamnya
kemudian ia jual, tapi kecintaannya terhadap teh semakin hari justru semakin
bertambah.
Ia
bahkan sengaja memilih berlibur di negara-negara penghasil teh seperti Cina,
Jepang, Korea, untuk sekaligus mempelajari dan menikmati tehnya. Ratna pun
semakin serius mendalami teh ketika ia kemudian mendirikan komunitas pecinta
teh pertama di Indonesia pada 2007. Sejak itulah ia sering didaulat sebagai
pembicara soal teh. Ia juga sempat sharing mengenai teh lewat buku Kisah dan
Khasiat Teh, hingga dipercaya menjabat sebagai Ketua Dewan Teh pada periode
2014-2017.
Semakin
ia mempelajari soal teh khususnya semua teh yang ada di Indonesia, Ratna
menemukan banyak fakta bahwa teh Indonesia sangat kaya dan nikmat, tetapi
komoditas ini belum terangkat maksimal. Imej teh di Indonesia juga masih
dianggap minuman yang tak bisa menaikkan gengsi. Padahal di Eropa, acara jamuan
teh hanya dilakukan oleh kaum bangsawan.
Ratna
pun semakin gemas, karena banyak yang belum memperlakukan teh dengan benar
layaknya minum kopi yang kini bahkan sudah menjadi bagian dari lifestyle.
Padahal ia melihat, di Indonesia daun teh yang dihasilkan sudah sangat baik,
hanya penyajiannya saja yang belum tepat, dan cara penyimpanannya juga masih
salah, sehingga hasil akhir tehnya menjadi kurang nikmat. Sungguh sangat
disayangkan, terlebih sebenarnya Indonesia adalah negara terbesar penghasil teh
terbaik di dunia, tetapi ternyata industrinya tidak sebaik industri kopi.
Ini
lantas menjadi tantangan baginya untuk bisa membagi pengetahuan dan mendorong
banyak pihak agar teh Indonesia makin dikenal dunia, terutama lewat tea bloger
dunia untuk di-review. Cara yang ditempuh Ratna adalah, setiap kali ia menjadi
pembicara, tak lupa ia selalu menyelipkan informasi tentang teh dari Indonesia,
baik di ajang kuliner, jamuan teh di hotel berbintang, atau acara
bincang-bincang di televisi dan radio. Ia selalu memberikan info tentang cara
menikmati teh tanpa menggunakan gula, menyajikan teh dengan cara yang benar,
dan disimpan dengan tepat agar menjadi sangat enak saat dinikmati.
Lewat
buku yang ditulisnya juga ia membagikan berbagai khasiat teh yang baik bagi
tubuh. Salah satu cara yang dilakukannya adalah dengan bergabung di Dewan Teh.
Dengan begitu, ia berharap bisa semakin banyak peluang untuk bekerja sama
dengan berbagai pihak untuk semakin mempromosikan teh Indonesia. Termasuk
mengedukasi agar teh semakin bisa diterima semua kalangan dan bisa menjadi
bagian dari gaya hidup. Apalagi bila dilihat sekarang ini, industri teh siap
minum dengan berbagai kemasan semakin banyak. Hal ini tentu menjadi peluang
bagi industri teh di Indonesia untuk dapat semakin maju dan berkembang. Mungkin
banyak masyarakat Indonesia yang belum tahu, salah satu jenis teh yakni Oolong tea yang dihasilkan dari kaki
Gunung Halimun, Jawa Barat, saat ini sudah diekspor dan sangat disukai oleh
pecinta teh di seluruh dunia.
Tentu
saja banyak tantangan yang dialami Ratna selama menggeluti bidang teh ini.
Kebetulan bidang ini memang masih lebih banyak digeluti kaum pria, dari pemilik
kebun teh, para pejabat yang berwenang mengurusi komoditi ini, pelaku industri
teh, semuanya didominasi kaum pria. Namun bukan berarti kaum perempuan tak
diberi kesempatan, hanya saja memang masih jarang yang menggelutinya. Jadi, ini
menjadi tantangan tersendiri bagi Ratna untuk bisa membuktikan, bila kemampuan,
baik tua ataupun muda, perempuan ataupun pria, tetap memiliki kesempatan yang
sama. Ia pun akhirnya dipercaya pula sebagai ketua Dewan Teh Indonesia.
Sehingga bertambah satu lagi tanggung jawabnya yang harus diemban. Ini menjadi
seperti penyegaran yang menandakan hal positif. Menunjukkan bahwa perhatian
terhadap teh sudah semakin baik, dan kebetulan pula ia tidak memiliki bisnis
teh, jadi tentu bisa lebih obyektif dan tak terpaku pada kepentingan pribadi.
Namun,
meskipun memiliki pemahaman yang cukup baik soal dunia teh, Ratna tidak mau
dirinya disebut Tea Master. Karena menurutnya, jika merujuk kepada World Tea
Academy, ada beberapa kategori dalam bidang teh, yaitu Tea Master, Tea
Specialist, dan Tea Sommelier. Yang dimaksud dengan Tea Sommelier adalah
pencicip teh. Seorang Tea Sommelier tahu cara yang baik menyeduh teh dan dapat
mencocokkan teh jenis apa digabungkan dengan teh apa, sehingga menghasilkan
perpaduan teh yang enak.
Sama
halnya dengan Tea Specialist, pekerjaannya seperti quality control, tahu mana
teh yang bagus dan mampu memilih serta menyajikannya. Sedangkan Tea Master
adalah orang yang bisa semuanya, serta mampu memproduksi teh. Oleh karena
itulah, Ratna merada dirinya bukan seorang master teh, tapi lebih suka disebut
Tea Specialist dan Tea Sommelier. Karena jika diterjemahkan, semua merujuk ke
kata yang sama yaitu ahli teh.
Hingga
saat ini, di Indonesia hampir tidak ada lagi orang yang menggeluti profesi
sebagai Tea Specialist atau Tea Sommelier. Yang ada hanyalah orang yang bekerja
di pabrik teh, dan tugasnya hanya sebagai Tea Tester atau pencicip teh yang
juga mengetahui cara meracik teh. Profesi ini memang tak pernah terpublikasikan
atau dikomunikasikan ke masyarakat umum, sehingga untuk menekuninya harus
mendapatkan pelatihan terlebih dahulu karena memang tak ada sekolahnya. Maka
dari itu, menurut Ratna bidang ini sebenarnya menjadi peluang bisnis yang besar
baginya. Apalagi bisa terlihat sekali potensi ke depan industri teh tak kalah
dari industri kopi. Pasarnya pun juga sudah ada. Bisa dilihat dari teh kemasan
siap minum yang semakin banyak bermunculan.
Untuk
bisa mengetahui berbagai rasa teh, menurut Ratna, selain harus punya
pengetahuan mengenai proses teh dan jenis tehnya, yang juga penting adalah
memiliki perbendaharaan rasa yang banyak. Sayangnya, orang Indonesia punya
kebiasaan makan yang pedas dan berbumbu, sehingga kurang peka saat merasakan
minuman teh. Apalagi jika sudah dimanjakan berbagai rasa olahan yang bukan
original, seperti sirup dan lainnya.
Saat
mencicipi rasa teh, ia biasanya mencoba membuat persamaan rasa. Misalnya, ada
teh hijau dari Cina yang dalam satu tegukan rasanya seperti chestnut. Oleh
karena di Indonesia tak ada chestnut, maka ia tentu akan mengatakan rasanya
seperti kacang Bogor. Untuk mengetahui rasa kacang Bogor, maka harus memiliki
perbendaharaan rasa yang juga banyak. Dan menurut Ratna, yang perlu diketahui
juga, sesungguhnya rasa pada air putih pun sudah berbeda-beda. Karena kadar
mineral air juga berbeda. Jadi jika bicara soal teh secara mendalam sekaligus
ingin mengenal dan tahu perbedaan rasanya, banyak unsur yang harus dibicarakan,
sangat kompleks.
Ratna
pernah membaca, ada pepatah Cina atau Jepang yang kata-katanya membuatnya
tambah bersemangat : “Belajar soal teh akan seumur hidup”. Dan benar saja,
sampai hari ini rasanya ia selalu merasa mendapatkan ilmu baru mengenai teh.
Bayangkan saja, teh sudah ada sejak 5000
tahun lalu, sangat terkenal di Asia, dan berbagai jenis teh pun dihasilkan.
Ratna
memberi contoh teh gurih dari Jepang yang bernama Gyokuro. Cara untuk memanen
daun teh ini sangat unik. Kebun teh akan ditutupi kain kasa atau tirai bambu
untuk memaksa klorofil dalam daun bekerja maksimal, sehingga pucuk daun
warnanya sangat hijau. Hasilnya, daun teh ini rasanya seperti kaldu yang gurih.
Sama halnya dengan di Indonesia, sebenarnya banyak juga teh yang rasanya enak.
Ratna
bersyukur keluarganya sangat mendukung kegiatannya. Begitu juga dengan
suaminya. Namun sama seperti pasangan lain, tentu sang suami tak ingin istrinya
melupakan tugas utamanya mengurus rumah tangga. Untungnya, kegiatannya ini buka
murni bisnis, tapi lebih banyak bersosialisasi, yang bukan untuk mendapatkan
uang. Bagi Ratna, teh ibarat seni, tak bisa diukur dengan kepuasan mendapatkan
materi. Ketika dirinya banyak pekerjaan sebagai pembicara teh, hasilnya juga
pasti akan ia belikan lagi teh dan peralatannya.
Obsesi
lain yang ingin dicapai Ratna adalah, selain ingin industri teh di Indonesia
semakin ‘seksi’, ia ingin bisa terus mempromosikan agar pasar teh Indonesia
semakin dilirik mata dunia. Ia juga punya keinginan, maskapai penerbangan besar
di Indonesia, kantor-kantor BUMN, serta perusahaan besar di Indonesia mendukung
gerakan teh lokal dengan memberi jamuan teh asli Indonesia, bukan teh impor.
Selain
itu, bersama temannya Ratna juga sudah berniat untuk mewujudkan Tea Institute.
Jadi nanti di sini akan ada kelas untuk masyarakat awam yang ingin belajar
mengenal teh. Kelas yang tersedia juga diperuntukkan bagi pelaku industri teh,
untuk menunjang pekerjaannya. Rencananya kelas ini akan digilir di beberapa
kafe atau lokasi yang nyaman. Nantinya, jika berhasil, ia ingin punya gedung sendiri
dan bisa berdiri seperti sekolah perhotelan, yang memang mengajarkan soal teh.
Semoga semuanya segera terwujud.
____________________________
advetorial :
MENERIMA LAYANAN JASA KURIR, ANTAR
BARANG, PAKET MAKANAN, DOKUMEN, DAN LAIN-LAIN UNTUK WILAYAH JAKARTA DAN
SEKITARNYA
KLIK DI SINI
BOLU KUKUS KETAN ITEM, Oleh-Oleh Jakarta, Cemilan Nikmat dan Lezat, Teman Ngeteh Paling Istimewa, Bikin Ketagihan !! Pesan sekarang di 085695138867 atau KLIK DI SINI
BOLU KUKUS KETAN ITEM, Oleh-Oleh Jakarta, Cemilan Nikmat dan Lezat, Teman Ngeteh Paling Istimewa, Bikin Ketagihan !! Pesan sekarang di 085695138867 atau KLIK DI SINI
0 komentar:
Posting Komentar