Iim sendiri mengaku, sebenarnya ia bukanlah orang otomotif dan sama sekali tidak ada pengalaman di dunia otomotif. Tapi, ia banyak bergaul dengan beberapa CEO di bidang otomotif yang memiliki segala macam data. Awalnya, hanya dari obrolan ringan secara tidak sengaja tentang gaya berkendara perempuan, dari data yang Iim lihat, ia merasa perlu melakukan suatu hal. Berdasarkan data yang Iim dapat dari sebuah produsen motor terbesar, di tahun 2014 tercatat jumlah perempuan pengendara sepeda motor mencapai 42 persen. Hal serupa ia dapatkan dari sebuah mesin pencari yang menyebutkan bahwa 41,8 persen orang yang mencari informasi tentang mobil dan mobil baru adalah perempuan. Iim pun makin penasaran dan mulai melakukan sedikit riset mengenai hal ini. Lalu ia menemukan satu informasi yang menurutnya '"gila", yaitu bahwa Indonesia termasuk 5 negara dengan road safety terburuk di dunia, dan dengan jumlah kematian akibat kecelakaan tertinggi di dunia.
Dari data Korps Lalu Lintas Polri (Korlantas) tercatat, setiap satu jam tiga orang meninggal di jalan raya. Itu pun hanya yang tercatat, dan Iim masih yakin masih ada kejadian kecelakaan yang tidak dilaporkan ke Korlantas. Ada pula yang mengatakan, bahwa 120 orang meninggal akibat kecelakaan dalam satu hari, jadi kalau dihitung jam, berarti ada 72 orang meninggal per jamnya. Menurut Iim, ini isu yang sangat krusial. Ia sendiri juga pernah melakukan survei pada ratusan perempuan mengenai road safety. Hasilnya, 100 persen tidak pernah tahu bahwa Indonesia krisis road safety. Padahal, menurutnya, masalah road safety ini adalah tanggung jawab banyak pihak, termasuk pemerintah. Di situlah, akhirnya Iim membuat Queenrides pada Juni 2015 dan baru pada Januari 2016 ia betul-betul fokus dalam komunitas tersebut.
Iim memang mengembangkan Queenrides secara serius, aspek bisnisnya ia bangun dengan sebuah tim yang profesional. Hingga pada akhirnya, penyebaran anggota komunitasnya sudah mencapai 200 ribuan di seluruh Indonesia. Queenrides juga sudah mengadakan kegiatan langsung yang isinya edukasi perihal road safety, dengan total peserta sebanyak 800 perempuan setiap kali kegiatan. Kegiatan tersebut diadakan sebanyak dua kali dalam sebulan. Menurut Iim, sampai saat ini Queenrides selalu diterima oleh banyak perempuan setiap kali melakukan edukasi road safety. Edukasi dilakukan dengan cara yang berbeda dari biasanya, yang tidak lepas dari hasil riset yang dilakukan sebelumnya.
Sebelumnya, Iim bertanya apa yang paling utama dipikirkan oleh perempuan saat berkendara? Ternyata jawabannya, mereka ingin bebas berkendara, namun tidak sampai membuat kulitnya gosong. Atau bagaimana caranya ketika membuka helm, rambutnya masih tetap bagus. Akhirnya, Queenrides membuat pendekatan yang berbeda ketika mengedukasi road safety, yaitu dengan mengangkat tema safety, style, dan beauty. Safety tentu sudah jelas diarahkan kemana. Kemudian style, membahas bagaimana berkendara dengan tetap fashionable. Jadi, misalkan ketika memakai jeans, jeans jenis apakah yang harus dipakai, atau misalnya sepatu, sepatu apa yang harus dipakai saat berkendara. Sementara beauty, ada bahasan tentang menjaga kecantikan setelah berkendara. Membahas agar bagaimana kulit tetap cerah bersinar meski habis berkendara, bagaimana agar rambut tidak lepek, bagaimana agar keringat tidak bau, dan lain sebagainya.
Setiap kali usai event tersebut, Queenrides selalu memberikan kuisioner dan ternyata hasilnya, para peserta menyukai event ini. Bahkan pernah, setelah event ada anggota yang sampai memeluk dan mencium Iim. Mereka seperti mendapat pencerahan. Queenrides juga ada kegiatan bernama community make over. Yakni dengan mengundang perempuan pengendara sepeda motor yang kerap diasumsikan kumel. Misalnya para ibu yang setiap hari harus berjuang di jalan raya dengan sepeda motor, mereka itu akan di make over penampilannya. Kegiatan itulah yang sempat membuat Iim merinding, karena ada seorang peserta yang pernah sampai memeluknya, karena saking bahagianya, bisa terlihat cantik kembali setelah mengikuti event ini.
Iim memang tidak pernah setengah-setengah setiap kali menggelar event. Semua tim yang terlibat dalam event adalah para profesional. Ia bekerja sama dengan La Salle, Indonesian Top Fashion Designer, dokumentasi foto pun juga menggunakan fashion photographer. Semuanya itu agar event berjalan secara maksimal, keren, dan komunitasnya juga makin dikenal. Semua anggota yang mengikuti event Queenrides ini gratis, tidak pula ada iuran keanggotaan. Semuanya Iim yang membiayai sendiri. Sejak saat itu juga, Iim tidak pernah menganggap hal kecil sebagai hal yang kecil. Karena apa yang ia lakukan di Queenrides ternyata memiliki pengaruh yang besar. Menurutnya, perempuan merasa cantik itu sangat penting sekali.
Hal itu kemudian menjadi langkah lanjut observasinya, untuk mengenal lebih jauh siapa saja para pengendara perempuan ini. Dari survei online yang ia lakukan, dengan melibatkan 200 perempuan, disebutkan bahwa 80 persen perempuan menggunakan mobil dan motornya untuk mendukung aktivitas keluarga. Misalnya untuk bekerja, atau mengurus keluarga seperti antar jemput anak sekolah dan segala macam. Ternyata para perempuan ini punya peran besar dalam keluarganya dengan melakukan hal yang sebenarnya bukan kewajibannya. Bisa dibayangkan, di lingkungan yang masih sangat patriarki, mereka harus berada di jalan raya selama 1 sampai 4 jam, demi berjuang untuk keluarga. Di saat yang sama, mereka tidak pernah mendapat informasi bahwa apa yang mereka lakukan itu ternyata memiliki resiko yang besar. Selama ini yang terjadi, mereka kerap di-bully di media sosial.
Kalau bicara dari segi keilmuan, ada survei dari safety riding Australia yang mengatakan bahwa otak pria dan perempuan itu berbeda. Bagaimana cara mereka menangkap pesan itu juga berbeda. Hal ini berpengaruh pula dalam bagaimana mereka bertindak. Maka, bagaimana caranya agar perempuan bisa berkendara dengan baik, mereka harus diberdayakan, terus diberikan kata-kata yang positif, dan motivasi. Hal itu akan membuat mereka percaya diri. Sebaliknya, jika diberikan stigma negatif, mereka akan makin tidak percaya diri dan makin mencari pembenaran kalau mereka memang tidak bisa menyetir dengan benar. Yang juga membuat Iim heran adalah, ternyata perilaku buruk dijalan raya itu 80 persennya disebabkan oleh masalah tingkah laku. Sisanya, jumlah motor, jumlah mobil, dan infrastruktur. Namun, masalah sesungguhnya memang terdapat pada manusia, dan ini tidak pernah disentuh. Itulah mengapa Queenrides sangat mengedepankan safety, style dan beauty, karena ingin menyentuh manusianya. Menurut Iim, jangankan perempuan, kaum pria saja tidak semuanya tahu informasi soal road safety. Jadi, masalah road safety adalah topik yang sangat menarik, karena merupakan problem yang sangat dekat dengan kehidupan kita semua.
Iim menggambarkan Queenrides sebagai social enterprise. Sebagai seorang ibu, ia merasa harus turun tangan di bidang ini, karena melihat banyak sekali ibu-ibu di luar sana yang setiap harinya bekerja mencari nafkah. Pada saat yang bersamaan mereka kerap di-bully sedemikian rupa tanpa ada yang memberdayakan. Mereka tidak pernah tahu apa yang harus mereka lakukan, dan juga tidak ada institusi yang turun tangan. Bagi Iim hal tersebut tidak masuk akal. Sementara, Iim bersyukur, ada di posisi yang memiliki pengetahuan, jaringan bisnis, dan jaringan modal baik lokal maupun global. Itulah mengapa Queenrides sangat masif dalam membuat event sejak pertama kali didirikan. Iim pun sudah merencanakan kegiatan Queenrides digelar secara nasional. Dengan latar pendidikannya di dunia komunikasi, branding, dan sebagainya, ia akan membuat kegiatan tersebut cepat naik dan semakin dikenal.
Tujuannya agar semakin banyak orang mengerti risiko yang akan dihadapi ketika mereka berkendara di jalan raya. Karena pada akhirnya, yang bisa melindungi diri kita adalah kita sendiri. Tidak bisa menggantungnya pada peran polisi. Untuk menangkal terjadinya kejahatan saat tengah berada di jalan, Queenrides juga telah bekerja sama dengan Road Safety Association, juga dengan WHO, dan lain-lain. Ini dilakukan agar gerakan yang dilakukan Queenrides bisa berjalan cepat, karena pertumbuhan pengendara perempuan pun juga cepat. Kalau tidak diimbangi dengan edukasi seperti saat ini, tidak bisa dibayangkan apa yang bakal terjadi. Data terakhir dari sebuah perusahaan asuransi mengatakan, bahwa peningkatan kecelakaan perempuan itu sampai 45 persen, hanya dalam waktu dia tahun.
Iim masih tidak mengerti, mengapa sebuah peristiwa kecelakaan itu dinilai sebagai sesuatu yang wajar atau biasa. Ini ia temui dari cerita seorang ibu yang pernah mengalami 6 kali kecelakaan dalam 10 tahun. Ketika ibu itu menceritakan hal itu, semua orang yang ada di ruangan justru tertawa. Hanya Iim yang tidak bisa tertawa mendengarkan cerita ibu itu celaka. Padahal, setiap orang yang ada di ruangan itu adalah perempuan berdaya, maka tidak pantas mendapatkan kejadian seperti itu. Para perempuan itu berhak untuk mendapatkan hidup yang lebih baik. Apalagi bila kita bicara perasaan anak dan suaminya, ketika ibu atau istrinya mengalami kecelakaan, bahkan sampai harus dirawat di rumah sakit. Padahal seorang ibu kerap dituntut untuk tidak boleh sakit. Karena kalau dia sampai sakit, siapa yang akan mengurus keluarga ? Iim sangat mengerti bagaimana goncangnya sebuah rumah ketika seorang ibu sakit. Masalah itu menurut Iim tidak bisa dibiarkan. Inilah yang kemudian menjadi alasan mengapa Queenrides menjadi social enterprise. Iim akui, untuk menjalankan Queenrides butuh dana yang tidak sedikit, tidak bisa hanya mengandalkan dari dana pribadi.
Sejak Januari 2016, bersama 6 orang timnya, Iim sudah membuat srategi bisnis, target, dan sebagainya. Iim menyewa orang-orang profesional. Ia pun yakin, dari sisi bisnis usahanya ini bisa BEP (break even point). Kini, dengan anggota komunitas yang sudah mencapai 200 ribu, kegiatan rutin pun digelar setiap bulan. Dan rencana ke depan, kegiatan Queenrides adakan diselenggarakan secara global. Iim pun beruntung, suami dan keluarganya mendukung kegiatannya ini. Iim menggambarkan sosok suaminya sebagai feminist dan sangat suportif.
Sambal Roa Judes, salah satu kekayaan kuliner nusantara, Sambal yang dibuat dari campuran Ikan Roa ini selalu sukses menggoda lidah para penggemar pedas. Bahkan bagi mereka yang tidak pernah memilih ikan sebagai menu makanan mereka pun, selalu berakhir dengan mengakui kehebatan rasa Sambel Roa JuDes ini.. Anda penasaran ingin menikmatinya ? Hubungi layanan Delivery Sambal Roa Judes di 085695138867. BBM : 5F3EF4E3
BalasHapusSaya Atas nama IBU SITI AISYA ingin berbagi cerita kepada anda semua bahwa saya yg dulunya cuma seorang TKW di SINGAPURA jadi pembantu rumah tangga yg gajinya tidak mencukupi keluarga di kampun,jadi TKW itu sangat menderita dan di suatu hari saya duduk2 buka internet dan tidak di sengaja saya melihat komentar orang tentan AKI SOLEH dan katanya bisa membantu orang untuk memberikan nomor yg betul betul tembus dan kebetulan juga saya sering pasan nomor di SINGAPURA,akhirnya saya coba untuk menhubungi AKI SOLEH dan ALHAMDULILLAH beliau mau membantu saya untuk memberikan nomor,dan nomor yg di berikan AKI SOLEH 100% tembus (4D) <<< 3 3 4 1 >>> saya menang togel (150,juta) meman betul2 terbukti tembus dan saya sangat bersyukur berkat bantuan AKI SOLEH kini saya bisa pulang ke INDONESIA untuk buka usaha sendiri,,munkin saya tidak bisa membalas budi baik AKI SOLEH sekali lagi makasih yaa AKI dan bagi teman2 yg menjadi TKW atau TKI seperti saya,bila butuh bantuan hubungi saja AKI SOLEH DI 082-313-336-747- insya ALLAH beliau akan membantu anda.Ini benar benar kisah nyata dari saya seorang TKW trimah kasih banyak atas bantuang nomor togel nya AKI wassalam.
HapusKLIK DISINI-AHLI-DUKUN-TOGEL-SAKTI-TERPERCAYA