Sosok Jenny Ong sangat akrab di kalangan dokter, rumah sakit, relawan kesehatan, relawan yang mengurusi anak-anak dan juga para penggiat sosial di kota Medan. Perempuan cantik kelahiran 16 Juli 1973 ini aktif di berbagai organisasi dan komunitas yang peduli terhadap kesehatan anak, di antaranya Komunitas Peduli Anak (KOPA), Yayasan Onkologi Anak Medan, dan organisasi sosial lainnya. Belasan tahun berkecimpung di kegiatan sosial, alumni Fakultas Ekonomi HKBP Nomensen, Medan, yang akran disapa “Bunda” oleh anak-anak asuhnya ini akhirnya bisa tersenyum gembira. Sebuah rumah singgah sementara bagi pasien anak yang sudah lama ia impikan, Rumah Anak Sehat, akhirnya terwujud di bawah Smilling Kids Foundation yang ia kelola. Pada hari Minggu 22 Februari 2015, Rumah Anak Sehat itu telah diresmikan.
Rumah Anak Sehat
merupakan rumah tinggal sementara bagi pasien anak yang menderita penyakit yang
memerlukan penanganan serius dari dokter secara berkelanjutan sejak dini. Rumah
tinggal sementara ini juga untuk para pendamping, seperti keluarga yang
menunggui pasien anak. Jenny pun berterima kasih kepada seluruh teman-temannya,
para dokter, relawan, donatur, dan semua pihak yang telah membantu dan men-support, hingga akhirnya bisa mewujudkan
mimpinya, sekaligus mimpi anak-anak yang memiliki penyakit serius, dan para
orangtuanya, akan kebutuhan tempat tinggal yang dekat dengan rumah sakit.
Jenny memang
merasa punya tanggung jawab yang besar untuk menyediakan rumah tinggal bagi
anak-anak sakit yang berasal dari luar kota. Berdasarkan pengalamannya selama
belasan tahun berkecimpung di kegiatan sosial, salah satu penyebab pasien anak
tidak tertolong nyawanya adalah karena keterlambatan orangtua dalam menangani
penyakit yang diderita anak. Orangtua anak, terutama yang berada di luar kota,
seringkali tidak memiliki akses fasilitas kesehatan yang memadai. Kerap kali
mereka membawa anak berobat setelah kondisinya memasuki tahap yang parah. Hal
ini disebabkan oleh keterbatasan biaya yang mereka miliki.
Dengan
didirikannya yayasan Smilling Kids Foundation, Jenny berharap bisa membantu
memberi tumpangan atau rumah tinggal sementara bagi anak sakit dan orangtuanya
yang berasal dari luar kota, yang tidak memiliki dana yang cukup untuk membayar
penginapan selama berada di Medan. Semua fasilitas yang ada di Rumah Anak Sehat
ini gratis. Semua anak penderita penyakit non infeksi dan menular, seperti
kanker, talasemia dan sebagainya yang berasal dari luar kota, dan berumur di
bawah 17 tahun bisa menempati rumah sementara ini.
Jenny mengaku,
entah mengapa setiap kali mengunjungi anak yang penyakitnya sudah kronik, ia
selalu bertanya dalam hati, mengapa baru dibawa ke rumah sakit saat kondisinya
sudah seperti itu ? Dan orangtua mereka selalu memberikan jawaban yang sama,
yaitu tidak punya dana yang cukup. Meskipun mereka kadang memiliki kartu
jaminan kesehatan seperti Jamsostek atau sekarang BPJS, namun mereka tetap
tidak bisa membawa anaknya berobat karena harus memikirkan biaya untuk tinggal
di Medan. Padahal seharusnya, penyakit anak bisa dideteksi sejak dini, sehingga
bisa tertolong dan nyawanya bisa diselamatkan. Orangtua tidak harus menunggu
kondisi anak parah dulu baru melakukan pengobatan. Maka kehadiran Rumah Anak Sehat
‘Smilling Kids Foundation’ ini diharapkan mampu menjadi penolong bagi para
orangtua yang anaknya sakit untuk bisa berobat segera.
Alasan dasar
mendirikan yayasan berikut rumah singgah ini adalah murni ingin membantu
orangtua agar bisa cepat membawa anaknya berobat, khususnya yang dari luar kota
Medan. Namun, jika memang ada alasan lain yang menyebabkan orangtua terlambat
membawa anaknya berobat, yayasan ini juga akan senang hati membantu orangtua
pasien tersebut untuk memecahkan masalahnya. Misalnya, membantu mengurus BPJS,
atau hal-hal lainnya. Target dari Rumah Anak Sehat ini adalah, anak yang
dirawat bisa sembuh. Untuk mendukung kesembuhan perlu diberikan konseling
psikolog kepada orangtua dan anak. Jenny pun berharap agar kerja sama dengan beberapa
rumah sakit di kota Medan yang telah dijalin bisa berjalan lancar. Rumah
tinggal sementara ini bisa menampung tujuh orang anak. Ada empat kamar termasuk
ruang isolasi. Untuk lebih mensosialisasikan Rumah Anak Sehat Yayasan ‘Smilling
Kids Foundation’ ke masyarakat, Jenny bekerja sama dengan puskesmas-puskesmas
yang ada di daerah, terutama yang letaknya di pelosok.
Sejak awal
berkecimpung di dunia sosial, Jenny memang selalu mengurusi hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan anak. Mungkin karena dirinya sendiri seorang ibu,
jadi sering merasa tersentuh setiap kali melihat ada anak yang menderita, terutama
anak yang menderita penyakit pada stadium lanjut seperti kanker, lupus, dan
penyakit berbahaya lainnya. Awal mula dirinya
berkecimpung di kegiatan ini pada tahun 2000. Ketika itu ia iseng
menelepon seorang temannya yang waktu itu aktif di kegiatan sosial. Oleh teman
tersebut, Jenny diajak untuk menjenguk anak-anak sakit yang ada di rumah sakit.
Karena saat itu dia sedang tidak ada kegiatan, ia pun mau saja. Tapi lama-lama,
karena sering ia pun jadi jatuh cinta. Dirinya merasa terpanggil dan berpikir
mengapa ia tidak melakukan hal yang bisa membuat beban mereka berkurang.
Sejak saat
itulah, Jenny mulai aktif di kegiatan sosial, terutama yang berhubungan dengan
anak-anak. Ia rajin mengunjungi pasien anak-anak yang tengah dirawat di rumah
sakit, baik datang sendiri maupun bersama temannya. Di rumah sakit, ia menjadi
tempat ‘curhat’ bagi anak-anak dan
orangtua yang sakit. Ia pun berusaha menjadi pendengar yang baik bagi mereka.
Selain itu, Jenny juga berusaha mencarikan pemecahan masalah yang sedang mereka
hadapi. Sementara untuk organisasi sosial, Jenny mengaku awalnya memang sekedar
ikut-ikutan untuk meramaikan saja, mengingat waktunya saat itu belum begitu full karena harus dibagi dengan mengurus
suami dan anak-anaknya.
Selama
berkecimpung di kegiatan sosial, apalagi yang kerjanya mengurusi orang sakit, kendala
tentu saja ada. Jelas ini bukan pekerjaan yang ringan. Selain butuh kesabaran,
waktu, juga biaya yang besar. Namun, ia merasa tidak pernah kesulitan untuk
menjalankan aktivitas ini. Jenny percaya, setiap niat yang tulus pasti akan
dimudahkan. Beruntung ia juga punya banyak teman yang selalu siap membantunya.
Teman-teman relawan, dokter, pengelola dan pemilik rumah sakit, semuanya selalu
siap membantunya. Tapi yang perlu digaris bawahi, organisasi yang ia geluti ini
tidak melulu diisi oleh orang-orang yang berkantong tebal. Karena yang
terpenting adalah, dengan semangat dan ketulusan hati, akan selalu bisa mengatasi
semua masalah yang ada.
Karena kegiatan
yang ia lakukan bersifat positif, suami dan anak-anaknya pun mendukung. Awalnya
memang tak mudah juga membagi waktu antara kegiatan sosialnya dan keluarga.
Oleh karena itu, dalam berkegiatan Jenny harus mensesuaikan dengan kebutuhan
suami dan anak-anaknya. Dulu ia hanya bisa beraktivitas saat suami dan
anak-anaknya tidak di rumah. Namun seiring berjalannya waktu, ia akhirnya bisa
mendedikasikan waktu lebih banyak bagi anak-anak yang memiliki masalah
kesehatan. Karena kini anak-anaknya sudah mulai besar, jadi mereka mulai
mengerti kegiatan Jenny. Selain itu, toh anak-anaknya juga sudah punya kegiatan
sendiri. Jadi, ia sekarang punya waktu luang yang banyak untuk beraktivitas di
kegiatan sosial. Bahkan jika anak-anaknya punya waktu, sering pula ikut
kegiatan yang Jenny lakukan.
Memang saat
ini Jenny boleh dibilang tida punya banyak waktu luang lagi. Begitu juga dengan
suaminya yang berprofesi sebagai pengusaha properti di kota Medan. Namun, bukan
berarti ia tidak pernah meluangkan waktu bersama keluarganya. Baginya, keluarga
adalah tetap yang terpenting. Untuk itu, sebisa mungkin kebersamaan dengan keluarganya
harus tetap ada. Saat dirinya merasa sedih atau kecewa dengan hal-hal yang ia
hadapi, keluarga ia jadikan sebagai tumpuan untuk mengadu, meskipun sekedar
bercerita. Begitu juga dengan anak-anaknya, Alexander dan Aice Faustine, mereka
menjadikan Jenny dan suaminya sebagai tempat curhat. Biasanya waktu bersama keluarga ia habiskan dengan pergi
berlibur. Soal tempat tergantung lamanya waktu libur. Jika waktu liburan
panjang, biasanya ia dan keluarga memilih berlibur ke luar negeri. Tapi bila
hanya sebentar, ia memilih tempat yang dekat-dekat saja.
0 komentar:
Posting Komentar