Sejak tahun 2012, Prof. Dr. Ir. Raldi Artono Koestoer, DEA menggagas program peminjaman inkubator gratis untuk bayi-bayi prematur di rumah. Guru Besar Departemen Teknik Mesin di Fakultas Teknik Universitas Indonesia ini menganggap bayi tak mengenal kata kaya atau miskin. Bersama tim-nya, ia ingin inkubator bisa terus berputar ‘mencari’ bayi-bayi malang di berbagai wilayah.
Ide untuk meminjamkan inkubator bayi secara gratis,
berawal ketika ia melihat inkubator milik kakaknya yang seorang dokter anak
rusak. Iseng, ia tilik bagian mana saja yang perlu perbaikan. Lalu, oleh sang
kakak ia malah disarankan untuk membuat inkubator sendiri. Sampai kemudian di
tahun 1995, masalah inkubator ini pun ia jadikan topik untuk pengerjaan
skripsinya. Di masa itu muncul istilah New
Industrial Country di mana negara Korea, Taiwan, Hong Kong, telah memproduksi komponen electronic controller yang digunakan
untuk inkubator dengan harga lebih terjangkau.
Sebelumnya harga inkubator memang sangat tinggi dan
harus diimpor dari Amerika. Uji coba pembuatan inkubator ini pun lalu
dikembangkan juga oleh beberapa mahasiswa Fakultas Teknik Universitas
Indonesia. Sampai akhirnya di tahun 2004 ia mulai mencoba memproduksi inkubator
untuk pasar komersil. Sayangnya, prospek dari segi bisnis tidak berjalan baik.
Lalu, setelah melakukan serangkaian penelitian dan pengembangan, ia memutuskan
bahwa lewat inkubator dirinya bisa memberikan pengabdian kepada masyarakat.
Caranya, bekerja sama dengan Yayasan Bayi Prematur Indonesia (Yabapi) menggagas
program peminjaman inkubator bayi gratis sejak Januari 2012.
Raldi mengetahui, dalam proses persalinan, bayi yang
dilahirkan saat usia kehamilan kurang dari 37 minggu, dengan berat badan bayi
di bawah 2,5 kg, disebut bayi prematur. Ketika bayi berada di dalam kandungan, mereka
terpapar temperatur yang sama dengan suhu tubuh ibunya (36-37’ C). Kemudian
saat dilahirkan mereka belum dapat menyesuaikan diri dengan temperatur di luar
lingkungan perut ibunya (sekitar 24-28’ C). Di sinilah inkubator berfungsi
untuk menghangatkan suhu badan bayi-bayi prematur yang energinya masih
sedikit. Termasuk untuk menangis. Yang
jadi persoalan adalah penggunaan inkubator biasanya hanya berlangsung di rumah
sakit.
Banyak kejadian bayi prematur yang setelah lahir harus
dirawat di ruang NICU (Neonatal Intensive
Care Unit) dengan biaya Rp 500 ribu hingga Rp 5 juta per malam. Mungkin hal
itu tak jadi masalah bagi kaum mampu. Tapi kalau untuk golongan menengah atau
menengah ke bawah, pastilah terasa menyulitkan. Bahkan bila menjual satu unit
sepeda motor pun belum tentu cukup untuk membayar biaya perawatan bayi mereka.
Memang, alat kesehatan bisa didapat di pasar bebas. Begitu juga inkubator.
Tapi, tak ada yang menjamin kualitas dan keamanannya. Masyarakat yang tak mampu
ini yang perlu ia tolong dengan fasilitas inkubator gratis.
Pada prinsipnya cara kerja inkubator produk dari dalam
dan luar negeri sama saja. Yang membedakan adalah desain, pintu, engsel, dan heater (penghangat). Inkubator yang ia
pinjamkan dibuat oleh anak bangsa dengan teknologi TKDN (Tingkat Komponen Dalam
Negeri). Sekitar 99 persen berasal dari komponen lokal. Untuk desain dan quality control, ia bermitra dengan UKM.
Biaya pembuatan satu inkubator Rp 2,5 juta. Tapi ada beberapa kelebihannya
yaitu hemat energi, mudah dipindahkan, dan ringkas. Beratnya juga hanya 13
kilogram. Sementara kalau inkubator impor, karena temperatur di luar negeri
rendah, maka perlu daya 300 hingga 500 watt untuk menggunakannya. Sedangkan di
Indonesia, sesuai dengan iklim negara tropis cukup dengan daya 20 hingga 50
Watt, yakni bisa memakai lampu yang dibeli di pasaran, dan harganya juga
terjangkau.
Ia juga menyertakan satu paket inkubator dengan
timbangan bayi dan termometer. Ada juga alat fototerapi jika diperlukan untuk
perawatan bayi yang kuning. Pemakaian inkubator siap pakai dan sangat mudah,
tinggal tekan tombol ‘on’ dan
langsung bisa menyala non stop selama digunakan. Jika panasnya sudah lebih dari
37 derajat celcius, electronic controller
yang ada di mesin inkubator itu akan mati dengan sendirinya. Jadi menghindari
bayi dari kepanasan. Tentu sebelum dipinjamkan ia sudah mengecek dulu
kondisinya.
Cara meminjam inkubator gratis ini cukup dengan
melalui SMS langsung ke nomor 085795079355 atau 08161992186. Awalnya informasi
tentang peminjaman inkubator gratis ini hanya ia umumkan di blog pribadinya. Lalu menyebar dari
mulut ke mulut. Atau kalaupun tak bisa mengakses intenet, ada saja saudara atau
kenalan orang tua si bayi yang mencarikan informasi di internet. Media massa
juga berperan menyebar luaskan hal ini. Ia juga mempunyai fanpage di Facebook dengan akun Bayi Prematur dan Neonatal. Setelah
itu para orang tua yang mau menyewa inkubator gratis akan menghubunginya
melalui SMS. Hampir setiap hari selalu ada saja permintaan yang masuk, walau
belum tentu transaksinya deal atau
jadi meminjam.
Biasanya setiap ada SMS yang masuk ia akan membalasnya
dengan memberi greeting : ‘Kami siap
membantu Bapak/Ibu dengan layanan gratis inkubator bayi untuk di rumah’. Namun
setelah itu, terkadang ia mendapat kabar lagi bahwa si pengirim SMS tidak jadi meminjam
karena si bayi sudah berangsur sehat. Bagi Raldi ini menjadi seperti sugesti
karena sebelumnya secara psikologis keluarga si bayi sudah merasa senang ia mau
membantu. Jika orang tua senang, otomatis si bayi pun ikut senang. Jika si ibu
hilang stresnya, bayi pun demikian.
Sedangkan bagi keluarga yang akan meminjam, informasi
yang ia butuhkan adalah seputar nama bayi, berat lahir, tanggal lahir, nama
orangtua, nomor telepon yang bisa dihubungi, alamat e-mail yang aktif, dan apakah bisa mereka mengambil inkubator
langsung ke Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Rata-rata mereka menjawab
bisa. Tapi, kalau pun tak bisa diambil, ia yang akan mengantarkan ke rumah si
peminjam sembari mensosialisasikan program ini. Ada pula peminjam yang rumahnya
jauh dan datang dengan angkutan umum, lalu pulangnya mengangkut inkubator
dengan naik taksi. Ada juga yang sampai menyewa mobil atau membawa pulang
inkubator dengan motor.
Pemakai inkubator gratis ini sangat beragam. Dari
petugas mesjid, buruh pabrik, karyawan, ada juga yang berasal dari kalangan
profesional. Menurut Raldi bayi itu tak mengenal kata kaya atau miskin. Jika
ada inkubator di rumah, maka bayi bisa dibawa pulang, biaya perawatan di rumah
sakit pun juga tak membengkak. Sebab, untuk menaikkan berat badan bayi prematur
dibutuhkan waktu sekitar 1 hingga 4 minggu. Biasanya tiap dua hari ia akan
memantau perkembangan si bayi.
Inkubator yang ia pinjamkan itu dapat digunakan sampai
bayi-bayi tadi mencapai berat badan ideal atau 2,5 kilogram. Tak lupa ia selalu
menganjurkan kepada keluarga si bayi tentang pemberian ASI eksklusif yang bisa
cepat menaikkan berat badan si bayi. Metode kangguru juga ia percaya menjadi
cara alami untuk menghangatkan bayi prematur. Maka setelah disusui dan si ibu
butuh beristirahat, bayi bisa ditaruh di inkubator. Yang tak boleh dilupakan
juga adalah, dengan terus memanusiakan si bayi, yakni dengan disentuh kulitnya,
diajak bicara, dinyanyikan lagu-lagu, sehingga mereka bisa tahu ada ibu dan
bapaknya, dan akhirnya bayi memberi respon. Jika bayinya sudah sehat, biasanya
ia sudah tak betah tidur di dalam inkubator yang hangat sekaligus sempit.
Itulah tandanya inkubator sudah bisa dikembalikan kepadanya lagi.
Tidak perlu ada jaminan pula ketika ingin meminjam
inkubator gratis ini. Jika pun ada kerusakan, ia yang akan membetulkan. Begitu
pun dengan perawatan atau kebersihannya. Meskipun ada juga yang bayinya sudah
sehat, tapi inkubatornya belum dikembalikan. Maka, semuanya itu ia kembalikan
kepada kesadaran si pemakai. Mau tak mau, terkadang ia pun harus menyindir
juga, agar inkubator itu bisa ‘berputar’ untuk menolong bayi-bayi malang
lainnya.
Melihat kegembiraan orang tua bahwa bayinya sudah
sehat, ia anggap sebagai bayaran atas jasanya. Keluarganya, terutama sang istri
pun, sangat mendukung usahanya ini. Meski niat awalnya berbelok bahwa inkubator
ciptaannya ini akhirnya bukan untuk dijadikan bisnis tapi menjadi sociotechnopreneurship. Istrinya pun
juga membantu menyebarkan informasi ini kepada teman-temannya. Ada juga orang
tua yang datang mengembalikan inkubator sambil memperlihatkan bayinya yang
sudah sehat. Bagi Raldi, ungkapan terima kasih mereka tak bisa dinilai dengan
uang. Ia menyebut ini sebagai ladang amal. Soal biaya produksi, operasional,
dan perawatan, semuanya didapat dari dana pribadi maupun sumbangan dari para
alumni Fakultas Tenik Universitas Indonesia. Ia menekankan bahwa peminjaman
inkubator ini harus gratis, agar tidak dikomersilkan dan ‘mengejar setoran’ seperti
yang biasa terjadi di rumah sakit.
Menurut Raldi, di Indonesia dan mungkin di dunia, belum
ada peminjaman inkubator gratis seperti yang dilakukannya ini. Meskipun ia baru
bisa melayani sebatas area Jakarta dan sekitarnya saja. Pernah pula ada SMS
yang masuk dari luar kota seperti Surabaya, Balikpapan, Banjarmasin atau Riau.
Kalau sudah begitu, ia pun akan memberikan cara membuat inkubator darurat. Cara
membuat inkubator darurat ini cukup dengan menyiapkan kardus bekas televisi,
kasur, lampu meja 40 watt. Lalu masing-masing sisi kardus dilubangi tiga buah
dan di bagian bawah diletakkan kasur untuk bayi tidur. Kemudian, bayi sudah
bisa ditaruh di dalam kardus sambil disinari lampu.
Hingga Januari 2014 ia sudah memiliki 14 inkubator
yang terdiri dari tiga inkubator besar (versi lama) dan 11 inkubator kecil
(versi baru untuk rumahan yang ia sebut Inkubator Grashof). Sebanyak dua unit
inkubator telah ia hibahkan ke Pemalang, lalu satu unit ke Semarang, dan satu
unit lagi ke Magelang. Sehingga inkubator yang tersedia di Pusat Jabodetabek
ini hanya sebanyak 10 unit. Dengan demikian pastilah ia harus memperbanyak lagi
jumlah armada inkubator yang ada. Impiannya, program ini bisa menjangkau 34
provinsi se-Indonesia, melalui agen relawan. Kalau bisa, satu kota atau satu centre relawan memiliki 10 inkubator.
Nilai kegunaan inkubator yang tinggi ini seiring
keburuhan masyarakat golongan tak mampu yang semakin meningkat pula. Apalagi
yang tinggal di pelosok, di mana untuk menjangkau klinik atau rumah sakit saja
sulit dari segi jarak, transportasi, dan biaya. Mereka pun lebih mengandalkan
tenaga bidan untuk proses persalinan. Oleh karena itu, Raldi pun merasa
perlu juga mensosialisaikan program ini
kepada para bidan.
Syarat untuk menjadi agen relawan adalah, harus
betul-betul memiliki keyakinan bahwa mereka bisa menjadi relawan dan tidak akan
menarik biaya. Siapa saja bisa menjadi relawan. Tim relawan yang dibutuhkan
adalah koordinator, teknisi, dan administratur. Soal biaya operasional mereka,
bisa berasal dari dana CSR atau community
services. Dan mengingat banyaknya permintaan dari luar kota, ia pun
berencana membuka kegiatan serupa di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan
Barat.
Ke depannya, melalui program ini Raldi masih ingin
terus berinovasi dengan teknologi yang lebih mudah digunakan dan dipindahkan.
Bentuknya berupa selimut hangat bagi bayi prematur. Mengingat kebutuhan di
pelosok juga banyak dan mempertimbangkan akses mereka terhadap jaringan listrik
terbatas, maka cara menghangatkannya dengan memakai cairan lilin yang sudah
dipanaskan. Lama-kelamaan lilin tadi akan membeku. Kemudian dalam proses itu
akan ada pelepasan kalori hingga mencapai suhu 32 derajat Celcius. Jika sudah
dingin, lilin bisa dipanaskan dan digunakan kembali.
Saat ini ia masih sedang mengembangkan penelitian
berapa banyak lilin yag dibutuhkan dan berapa lama panasnya akan bertahan. Ia
ingin selimut hangat ini nantinya bisa ‘mencari’ bayi prematur ke mana-mana.
Selain itu, ia juga akan mengembangkan inkubator untuk bayi kembar. Juga akan
terus menjalin mitra kerja sama dengan rumah sakit.
____________________________
advetorial :
MENERIMA LAYANAN JASA KURIR, ANTAR BARANG,
PAKET MAKANAN, DOKUMEN, DAN LAIN-LAIN UNTUK WILAYAH JAKARTA DAN SEKITARNYA KLIK DI SINI
BOLU KUKUS KETAN ITEM, Oleh-Oleh Jakarta, Cemilan Nikmat dan Lezat, Teman Ngeteh Paling Istimewa, Bikin Ketagihan !! Pesan sekarang di 085695138867 atau KLIK DI SINI
BOLU KUKUS KETAN ITEM, Oleh-Oleh Jakarta, Cemilan Nikmat dan Lezat, Teman Ngeteh Paling Istimewa, Bikin Ketagihan !! Pesan sekarang di 085695138867 atau KLIK DI SINI
Assalamualaikum wr,wb…
BalasHapusSaya ANITA TKI Bekerja Di HONGKONG...!!!
Saya tak lupa mau mengucapkan terima kasih yg tak terhingga,Serta Rasa Kagum yg setinggi-tingginya kepada AKY JAYABAYA, Saya sudah bekerja sebagai TKI selama 8 tahun di HONGKONG,dengan gaji kurang lebih 2.jt/bln,tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.Sya pun kepikiran sma suami sya,untuk bermain judi TOGEL dan meminta angka kepada AKY JAYABAYA
Saya Menanyakan Cara Mendapatkan Angka Ritual Aky,Trus beliau menyebutkan caranya dan saya pun bersedia,Beliau bantu kasih angka 4D...akhirnya TEMBUS dan Alhamdulillah saya menang 550Juta,Sekarang saya sudah bisa buka usaha TOKO BUTIK dan melunasi semua utang2 saya...
Saya benar-benar yakin dan percaya angka ghoib AKY JAYABAYA Benar2 Akurat Tembus 100%,,,Yang ingin merubah nasib seperti saya buruan CALL/TELFON AKY JAYABAYA di Nmr: 0823,3339,0858....Sekali Lagi Terima kasih Banyak AKY JAYABAYA jasamu takkan kami lupakan,Ini bukan janji tapi bukti..!!!
MAU BUKTI SILAHKAN HUB AKY JAYABAYA DI NO : 082333390858
Demikian Kisah Nyata Dari Saya Sekeluarga.
http://info-togel-uang-gaib.blogspot.com
Saya ingin berbagi cerita kepada anda bahwa dulunya saya ini cuma seorang.
BalasHapuspenjual es kuter kelilin tiap malam. pendapatannya tidak seberapa dan.
tidak pernah cukup dalam kebutuhan keluarga saya,, suatu hari saya dapat.
informasi dari teman bahwa AKY GENDENG bisa memberikan angka ritual/goib.100% tembus.
akhirnya saya ikuti 4D nya dan alhamdulillah memanG bener-bener terbukti tembus.
saya sangat berterimakasih banyak kpd AKY GENDENG.atas bantuan AKY saya sekarang.
sudah bisa mencukupi kebutuhan keluarga saya bahkan saya juga sudah buka.
usaha matrial dan butik pakaian muslim.
Jika anda mau buktikan
silahkan bergabun sama AKY GENDENG
Di:
No: tlp.0853-1089--8585
Saya sudah buktikan benar2 tembus 3x permainan