Selalu ingin bisa melayani masyarakat karena merupakan bagian dari masyarakat, itulah alasan dara cantik bernama lengkap Octa Viantary, atau biasa disapa Vian, mau menjadi ketua RW di lingkungannya. Octa yang saat itu masih tercatat sebagai mahasiswi semester 10 Jurusan Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini didaulat menjadi Ketua Rukun Warga 13 Kampung Tegalpanggung, Danurejan, Yogyakarta. Vian diberi mandat sebagai Ketua RW sejak bulan April 2013, membawahi 3 RT dengan 70 Kepala Keluarga di dalamnya. Tegalpanggung sendiri merupakan perkampungan di bantaran kali Code, sungai yang membelah kota Yogyakarta. Rumah-rumah warga di kampung yang berdiri di atas lahan berkontur miring tersebut saling berhimpitan.
Vian, yang
sejak kecil hidup di kampung tersebut, banyak dikenal warga, tua maupun muda.
Sampai pada Maret 2015, RW 13 mencari calon Ketua RW. Saat itu kandidatnya ada
empat orang, termasuk Vian. Dia merupakan kandidat yang paling muda, sementara
kandidat yang lain seumuran ayahnya. Vian bercerita, semula ayahnya, Kuat Rinto
Raharjo, yang dicalonkan sebagai Ketua RW. Akan tetapi karena kesibukan ayahnya
yang bekerja di sebuah jasa katering, Vian-lah yang akhirnya didapuk meneruskan
perjuangan sang ayah.
Meski awalnya
sempat menolak, tapi akhirnya hatinya mengatakan harus berbuat sesuatu untuk
lingkungan, bukan hanya jadi penonton. Usia yang tergolong muda dalam kacamata
pergaulan sosial sempat menimbulkan pergulatan batin saat mau dicalonkan menjadi
Ketua RW. Vian mengaku sempat minder dan ragu mencalonkan diri. Hingga sehari
sebelum pemilihan, Vian memutuskan terjun ke masyarakat. Untungnya,
keputusannya mencalonkan diri mendapat dukungan dari sang ibu, Dwi Kuntari.
Dukungan dari sang ibulah yang membuatnya makin yakin untuk terus maju. Ibunya selalu
memberikannya motivasi dan membulatkan tekad Vian untuk terus maju menjadi
calon Ketua RW. Menurut sang ibu, sekarang saatnya anak muda yang unjuk gigi. Dan
ibunya yakin kalo Vian mampu memberikan ide-ide segar ke lingkungan RW 13 itu.
Ibunya memang selalu mendukung penuh apa yang menjadi pilihan Vian, asalkan
kegiatan yang positif. Termasuk meniti karier menjadi pelayan masyarakat. Dan
tentu saja Vian juga harus melakukan tugasnya dengan sepenuh hati. Ada rasa
bangga terpancar di raut wajah ibunya melihat keberhasilan Vian. Tak lupa, sang
ibu pun selalu mendoakan agar Vian diberikan kebijaksanaan dalam menjalani
tugas-tugasnya di kampung.
Ibunya
menilai, Vian sebagai sosok yang terbuka. Bahkan, saat ini Vian seperti menjadi
sorotan warga, baik dari lingkungan RW 13, luar kampung, hingga pelosok
Indonesia melalui keriuhan di media sosial. Barangkali, sosoknya yang ramah,
mudah bergaul, dan pintarlah yang menjadi alasan Vian akhirnya terpilih sebagai
Ketua RW. Dalam pemilihan yang dilaksanakan akhir Maret 2015 itu, ia berhasil
menyisihkan tiga kandidat lainnya dengan perolehan 42 suara dari total 105
suara.
Saat ditanya
bagaimana perasaannya ketika harus bersaing dengan pria dewasa yang seusia
ayahnya, Vian mengaku cuek saja. Karena menurutnya semua itu dalam kompetisi
wajar. Lagipula, mau siapa pun yang menang dan maju menjadi Ketua RW, semuanya
akan tetap sama-sama bekerja memajukan kampung. Jabatan sebagai Ketua RW bagi
Vian merupakan tantangan tersendiri. Ketua RW adalah perpanjangan tangan dari
pemerintah pusat ke komponen masyarakat yang paling bawah. Informasi atau
program dari kecamatan dan kelurahan harus bisa disampaikan. Sebaliknya,
kewajiban untuk menyuarakan aspirasi dari bawah pun menjadi tanggung jawabnya.
Kedekatan
dengan warga kampung ternyata sudah menjadi kehidupan sehari-hari Vian. Gadis
yang memilih menghabiskan waktu di rumah dan di kampungnya itu sudah aktif
berorganisasi di lingkungannya sejak kecil. Ia sering menjadi koordinator
karnaval RW 13 memeriahkan ulang tahun Yogyakarta, atau ikut 17 Agustusan.
Berbekal jiwa seni yang ia miliki, Vian sering memunculkan ide-ide segar dalam
membuat kostum karnaval. Dari situlah mungkin warga melihat kinerjanya. Dulu
sudah banyak yang menyeletuk, mengapa ia tidak menjadi Ketua RW saja ? Dan
sekarang, setelah menjadi Ketua RW, ia bisa menyumbangkan lebih banyak ilmunya,
tidak hanya menjadi penonton.
Ramai
diberitakan sebagai Ketua RW termuda dan cantik tak membiat Vian sombong.
Diakuinya, selain berefek positif, semua predikat dan berita itu juga menjadi
beban tersendiri. Tantangan menjabat sebagai Ketua RW di usia yang muda tidaklah
mudah, terlebih saat ini ia santer diberitakan di media massa. Vian
menjelaskan, efek dari pemberitaan itu, RW-nya saat ini sedikit banyak
diperhatikan orang. Ini menjadi motivasi baginya dan warga. Warga pun juga
semakin solid dan mendukungnya setelah ada pemberitaan itu.
Vian mengaku
akan berhati-hati dalam bertutur dan bersikap. Apalagi setelah banyak yang
mengenalnya, termasuk kehidupan pribadinya. Di sini ia membawa nama warga, jadi
apa yang ia lakukan harus yang terbaik. Beda kalau itu menyangkut diri sendiri,
maka jelek-jeleknya juga buat dirinya sendiri. Disinggung mengenai program yang
akan dilakukan setelah menjabat sebagai Ketua RW, dara cantik yang sempat
menjadi trending topic di dunia maya
ini tak akan muluk-muluk. Yang jelas, ia harus melakukan sesuatu untuk
perbaikan lingkungan RW 13, selain tentunya merukunkan dan mengayomi warga.
Vian berencana
agar warga di RW-nya dapat selalu terlibat dalam acara-acara yang berada di
tingkat kelurahan hingga provinsi. Untuk gerakan yang ada di lingkup RW, ia
akan menggiatkan bank sampah. Selain itu ia juga berusaha mengajak warganya untuk
selalu menjaga kebersihan. Terlebih kawasan perkampungan yang didiaminya
terletak di bantaran sungai. Saat ini seluruh masyarakat di bantaran Kali Code
sudah tidak boleh buang sampah di sungai.
Kontur
perkampungan di sisi Barat Kali Code akan sangat terlihat ketika masyarakat
Yogyakarta menyeberang jembatan yang membelah sungai tersebut. Dari atas jembatan,
perkampungan yang rumah-rumahnya dibangun berundak ini sudah tersusun dan
tetata rapi berkat program pemerintah kota Yogyakarta. Vian ingin menambahkan
sentuhan artistik di setiap rumah warga. Gadis yang pernah menjadi finalis
model sebuah majalah remaja Ibu Kota tahun 2006 silam ini, ingin melihat kampungnya
lebih berwarna seperti kota Manarola di Italia. Sebuah kota di tebing tepat
tepi laut, di mana dinding rumah-rumahnya dicat berwarna-warni.
Agen Slot Terpercaya
BalasHapusAgen Slot Terpercaya
Agen Situs Terpercaya
Agen bola Terpercaya
*Bonus New Member 180%
*Bonus New Member 50%
* Bonus New Member 30%
* Bonus New Member 20% Khusus Poker
* Bonus Referral
*Bonus Rollingan Casino Hingga 0.8%
*Bonus 5% setiap hari
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
WA : 081358840484
BBM : 88CSNMANTAP
Facebook : 88Csn
https://bit.ly/2ENk1VF