Minggu, 23 Maret 2014




Wanita yang tinggal di Singosari, Malang, Jawa Timur ini sangat peduli pada dunia anak dan perempuan. Bersama suaminya, ibu tiga anak ini kemudian mendirikan wadah sosial yang diberi nama Harapan Umat (Harum). Aktivitas sosialnya bertujuan memberdayakan anak-anak dan para ibu kelas bawah di kawasan kumuh yang ada di Malang.

Setelah tamat dari Fakultas Pertanian di salah satu perguruan tinggi swasta di Malang, Abyz lalu melamar di sebuah LSM yang bergerak di bidang pertanian. Tapi ternyata, ketika ia ditempatkan di Ponorogo (Jawa Timur), ia tidak diterjunkan ke bidang pertanian, tapi justru diberi tugas mendampingi anak-anak yang ditinggal oleh ibunya menjadi TKW di luar negeri.

Walau sempat kaget dengan penugasan itu, tapi ia tetap menjalani dan menganggapnya sebagai ilmu baru baginya. Ternyata, di tempat barunya ini ia justru memperoleh manfaat yang sangat baik. Ia jadi mengerti, bahwa anak-anak maupun suami yang ditinggal oleh ibu atau istrinya, sebagian besar memiliki persoalan tersendiri. Dari sanalah muncul kepeduliannya pada dunia anak maupun perempuan.

Setelah tiga tahun bekerja di LSM tersebut, Abyz pun keluar dan kembali ke Malang. Oleh karena ia sudah memiliki basic tentang dunia parenting, kemudian bersama suaminya, Mohamad Nur Choirullah, yang sama-sama bekerja di LSM, pada tahun 2005 mencoba menerapkan ilmu yang ia miliki. Di tahun itu, ia mencoba memberi pembinaan kepada anak-anak kalangan bawah di kawasan Makam Semaan, Kota Madya Malang. Ia bisa membantu mereka juga berkat kebetulan. Ceritanya, suatu ketika ia melihat banyak anak usia SD yang tidak bersekolah, tapi justru bermain-main di tanah makam.

Setelah ia menanyakan kepada warga di sana, ternyata didapat keterangan bahwa anak-anak itu tidak dapat bersekolah lantaran tes yang diterapkan pihak SD menyulitkan mereka. Di antaranya, mewajibkan anak-anak bisa membaca, menulis, dan berhitung. Lantaran mereka adalah anak dari kelas bawah yang tidak pernah sekolah TK sehingga kesulitan mengikuti tes ini. Akhirnya, Abyz pun mencoba melakukan pendekatan ke para orang tua anak-anak tersebut untuk mengajari mereka agar bisa masuk Sekolah Dasar.

Dan untungnya, setelah itu, anak-anak tersebut berhasil diterima masuk SD. Kemudian, secara rutin tiap Minggu, Abyz pun datang ke sana untuk mengajari sekitar 25-30 anak dan mendapat pinjaman tempat dari sebagian ruangan milik warga sebagai tempat belajar. Bahkan kemudian tidak hanya anak-anak, sebab ia pun juga punya konsep bahwa orang tuanya juga perlu diberi ‘pelajaran’ yang ia sebut Sanggar Bunda. Sedangkan untuk anak-anaknya ia namakan Sanggar Anak. Ia merasa memang sangat penting memberi edukasi kepada para orang tua. Karena, sebaik apa pun nilai-nilai yang ditanamkan kepada anak, akan sia-sia jika orang tuanya tidak mendukung.  

Saat memberikan ‘pelajaran’, untuk anak pra sekolah, ia memberikannya seperti pelajaran TK pada umumnya. Tapi untuk usia SD, ia tidak memberikan layaknya pelajaran SD yang penuh dengan materi akademis. Ia lebih menekankan pada keterampilan hidup. Menurut Abyz, manusia memang harus memiliki keterampilan agar bisa survive. Misalnya saja, ia mengajari anak-anak itu memasak, membuat kerajinan tangan, lalu bagaimana harus mencintai lingkungan dengan membersihkan sampah dan lainnya.

Sementara untuk orang tuanya, ia menerapkan ilmu parenting, misalnya cara mendidik anak, menjahit, membuat hantaran, serta pengelolaan keuangan. Kemudian untuk lebih mempererat hubungan dirinya dengan mereka, minimal dalam sebulan sekali ia mengadakan home visit ke rumah masing-masing warga, termasuk bila ada anak-anak mereka yang dikhitan atau sedang sakit. Dari pendekatan personal itu, ia bisa mengetahui latar belakang kehidupan mereka masing-masing.





Setelah kegiatan di sanggar itu berjalan lancar di Semaan, kemudian Abyz pun melakukan hal serupa di Jalan Muharto, Kodya Malang. Hanya saja di daerah ini beda latar belakang. Anak-anak yang berada di Jalan Muharto rata-rata adalah pengemis dan pengamen. Mereka melakukan pekerjaan di jalanan ini lantaran orang tua mereka menargetkan kepada anak-anaknya, dalam sehari harus bisa mendapatkan uang sejumlah tertentu.

Oleh karena itu, selain memberi pelajaran kepada anak-anaknya, ia juga melakukan pendekatan kepada orang tuanya. Pendekatan yang ia lakukan adalah dengan cara menggelar pengajian. Saat kumpul pengajian itulah, ia memberi pengertian kepada para ibu, yang intinya tidak boleh memperkerjakan anak-anaknya mencari uang dengan cara demikian.

Memang tidak mudah. Baru sekitar empat tahun kemudian mereka mulai sadar dan makin lama anak-anak mereka sudah tak diminta mengamen atau mengemis di perempatan jalan lagi. Yang membuat Abyz bahagia, setelah berjalan baik, tidak hanya anak-anaknya saja, tapi ibu-ibu yang buta huruf juga minta diajari mengaji Al Quran, membaca, dan menulis. Yang menakjubkan lagi, ibu-ibu yang dulu belajar membaca dan menulis itu, sekarang sudah mampu mendirikan PAUD di kampungnya dan mereka sendiri sebagai pengajarnya.

Setelah berhasil di Jalan Muharto, kemudian di tahun 2011 Abyz melakukan hal serupa kepada anak-anak yang ada di kawasan Gadang. Di sini berbeda lagi latar belakangnya. Mereka adalah anak-anak preman atau orang-orang jalanan. Oleh karena itu, ia melakukan pendekatan soal merosotnya nilai pelajaran sekolah anak-anak mereka. Lantaran nilai anak-anaknya jeblok itulah, ia hadir di sana untuk membantu para orang tuanya dalam memberi pelajaran tambahan agar di sekolah anak-anak mereka tak tertinggal pelajaran.

Untuk bisa mendekati para orang tua di sana, Abyz punya cara sendiri. Dalam waktu tertentu ia undang orang tua anak-anak itu dengan alasan mau menyampaikan hasil belajar anak-anak mereka. Tentu saja, para orang tua itu mau datang, karena bagaimana pun mereka ingin tahu sejauh mana kemampua anak-anaknya. Di saat ia menyampaikan hasil ‘rapor’ anak-anak itulah, lagi-lagi ia mendoktrin para orang tua dengan menunjukkan nilai-nilai yang harus dipegang dalam mendidik anak-anaknya. Tentu dengan cara yang halus sehingga mereka tak sadar sudah ia masukkan pemahaman tertentu.





Setelah intens berkomunikasi, ia memasukkan lagi pendidikan agama kepada ibu-ibunya. Beruntung, para orang tua itu malah minta diajari mengaji juga. Bahkan di antara mereka yang sudah bisa mengaji ia minta untuk mengajari ibu-ibu lainnya yang ada di sana. Awalnya mereka malu-malu, tapi ia terus memberi motivasi untuk berbagi pengetahuan. Padahal sebelumnya, jangankan mengaji, kewajiban sholat atau puasa saja tak ada yang mereka lakukan.

Selain ketiga lokasi di atas, ada dua tempat lagi di Kabupaten Malang tempat ia mengajar. Masing-masing di Jabung dan Sri Gading. Untuk yang di Jabung ia mengajar di pantu asuhan anak yatim. Oleh karena pengelolaannya kurang bagus, ia membantu bagaimana caranya mengatur anak-anak panti agar bisa tumbuh dengan baik. Anak-anak di panti itu selama ini hanya dicukupi kebutuhan makan dan tempat tinggal saja, tapi tidak diberi sentuhan kasih sayang. Oleh karena itu, begitu ia datang ke sana untuk mengajar, mereka sangat senang sekali. Ternyata anak-anak ini selalu menunggu-nunggunya kapan waktunya mengajar lagi.

Sedangkan yang di Sri Gading adalah sebuah TPQ atau taman pendidikan Al Quran. Hanya saja masalahnya, di Sri Gading ini adalah desa yang letaknya berada di tengah hutan. Sehingga tempat mengajinya tak hanya dijadikan tempat belajar Al Quran saja, tapi juga tempat belajar ilmu umum lainnya. Misalnya, membaca, menulis, dan lainnya. Abyz hadir di sana untuk membantu para pengelola TPQ.

Sebagai ibu rumah tangga yang memiliki banyak kegiatan, bahkan diapresiasi banyak pihak, tentu saja ada plus dan minusnya bagi kehidupan Abyz. Kekurangannya adalah, ia harus bisa memberi pemahaman kepada anak-anaknya tentang begitu padatnya aktivitasnya utuk mengelola kegiatan sosial ini. Bagaimana pun, ia adalah ibu bagi anak-anaknya sendiri. Ia tidak ingin dibilang, bisa mengurus anak orang lain, sementara anak sendiri tidak terurus.

Oleh karena itu, ketika ia berada di luar kota, malam hari menjelang jadwal tidur anak-anaknya, ia selalu menelepon mereka untuk didongengkan. Kebiasaan yang ia lakukan ketika di rumah menjelang tidur. Jadi, perannya sebagai ibu tak boleh berkurang, sesibuk apa pun dirinya. Sementara kelebihannya, anak-anaknya menjadi lebih mandiri dan lebih peduli dengan lingkungan sekitarnya.

Saat ini, dalam menjalankan aktivitas sosialnya, Abyz telah dibantu oleh sekitar 16 relawan yang terbagi di lima tempat. Soal sumber dana, sampai saat ini untuk menjalankan roda organisasi adalah murni bantuan dari orang luar. Di awal, ia memang selalu berusaha menomboki, tapi sekarang selalu ada saja pihak lain yang membantu.

Selain memberdayakan masyarakat kelas bawah, Abyz juga punya kegemaran lain, yaitu menulis. Hobi yang ditekuninya sejak remaja ini ia wujudkan dalam pembuatan buku. Saat ini sudah ada lima hasil karyanya yang beredar di pasaran, judulnya Merenda Bhineka Cinta, Ajarkan Aku Cinta, Curahan Hati Ananda, Mengabdi Dengan Hati, dan Mengukir Senyum. Isi bukunya ini macam-macam, ada soal pengalaman mendirikan komunitas atau lembaga yang ia jalankan saat ini, kemudian true story-nya tentang mendidik anak, pengalaman para ibu dalam mendidik anak, juga kumpulan tulisan anak-anak komunitas maupun dari anak-anak panti.





Berkaitan dengan soal parenting ini, Abyz pun sudah bisa berkeliling ke berbagai daerah. Bahkan ia pernah diminta oleh pemilik sebuah coffe shop ternama untuk memberi presentasi mengenai parenting kepada ibu-ibu petani kopi di berbagai daerah di Aceh selama satu bulan lamanya. Topik yang dibahas bermacam-macam, tapi intinya tentang pengasuhan anak usia dini.

Selain Aceh, ia juga pernah mengisi kegiatan serupa di Bandung atas undangan sebuah sekolah perempuan dan majelis kreativitas. Sementara di Cirebon pernah mengajar di komunitas ibu-ibu ikatan guru TK dan PAUD. Sementara kawasan Jawa Timur rata-rata sudah pernah ia kunjungi semuanya.
   
advetorial :

BOLU KUKUS KETAN ITEM, OLEH-OLEH KHAS JAKARTA DENGAN CITA RASA LEZAT DAN MENGGUGAH SELERA. PESAN DI 085695138867 ATAU KLIK DI SINI
  

4 komentar:

  1. Saya selalu berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan peminjam yang meminjamkan uang tanpa membayar terlebih dahulu.

    Jika Anda mencari pinjaman, perusahaan ini adalah semua yang Anda butuhkan. setiap perusahaan yang meminta Anda untuk biaya pendaftaran lari dari mereka.

    saya menggunakan waktu ini untuk memperingatkan semua rekan saya INDONESIANS. yang telah terjadi di sekitar mencari pinjaman, Anda hanya harus berhati-hati. satu-satunya tempat dan perusahaan yang dapat menawarkan pinjaman Anda adalah SUZAN INVESTMENT COMPANY. Saya mendapat pinjaman saya dari mereka. Mereka adalah satu-satunya pemberi pinjaman yang sah di internet. Lainnya semua pembohong, saya menghabiskan hampir Rp35 juta di tangan pemberi pinjaman palsu.

    Pembayaran yang fleksibel,
    Suku bunga rendah,
    Layanan berkualitas,
    Komisi Tinggi jika Anda memperkenalkan pelanggan

    Hubungi perusahaan: (Suzaninvestment@gmail.com)

    Email pribadi saya: (Ammisha1213@gmail.com)

    BalasHapus
  2. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Aris Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.

    Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.

    Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Cynthia, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.

    Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.

    BalasHapus
  3. saya Rini dari orang Indonesia, ada banyak cerita palsu di internet, rekan saya orang Indonesia sudah cukup menderita dari pemberi pinjaman palsu online, saya berterima kasih kepada Allah karena menyelamatkan saya dan semoga Allah terus memberkati ibu Elizabeth untuk mengubah situasi keuangan saya, saya tidak di sini untuk mengarang cerita dan saya bisa bersaksi bahwa saya mendapat pinjaman dari ibu Elizabeth, dengan tingkat bunga 2%. saya bisa menunjukkan ktp saya, dan alamat rumah saya sebagai bukti dan bukti. Saya mengatakan ini untuk menyelamatkan banyak orang Indonesia dari tangan perusahaan penipuan dan pada saat yang sama untuk bersaksi tentang hal baik yang telah dilakukan ibu Elizabeth untuk saya.
    Anda dapat menghubungi ibu Elizabeth melalui email: elizabethchristopherloan@gmail.com
    CATATAN: Setelah menghubungi ibu elizabeth dan Anda tidak mendapatkan pinjaman, Anda bebas melaporkan saya ke kantor polisi terdekat karena saya siap menunjukkan ktp sebagai alat identifikasi dan Anda dapat menghubungi saya melalui email: handrini81 @ gmail. com untuk pertanyaan apa pun.

    BalasHapus